DI antara sekian banyak yang digemari oleh masyarakat dunia adalah olahraga, apalagi terkait perhelatan olahraga yang mendunia seperti Olimpiade, Piala Dunia, Liga Champions UEFA, Piala Dunia Kriket ICC, Super Bowl, Wimbledon, Tour De France. Masyarakat berbondong-bondong menyaksikan perhelatan tersebut sesuai kegemaran masing-masing.
Sementara itu, cabang olahraga yang populer di Indonesia, antara lain, bulu tangkis, sepak bola, basket, tenis, voli, lari, senam, tenis meja, renang, dan bersepeda. Jenis atau cabang olahraga tersebut familier dan sangat digemari masyarakat.
Ketika dihelat, event Pekan Olahraga Nasional (PON) disambut dengan semarak seperti menyambut peringatan HUT kemerdekaan.
BACA JUGA:Tantangan Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama
BACA JUGA:Esoterisme Agama dan Asuransi Politik
Persiapannya jauh-jauh hari dan melibatkan banyak pihak. Demikian pula ekspansi bidang olahraga sesuai segmen dan kategori yang berbeda-beda melahirkan event yang makin banyak dan semarak di berbagai ruang publik.
Ditambah lagi olahraga tradisional yang jumlahnya sangat banyak sebagai salah satu warisan bangsa Indonesia. Sampai ada ungkapan populer memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
Ungkapan itu sangat populer pada masa Presiden Soeharto dan memang penting untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari agar masyarakat Indonesia tetap terjaga kesehatannya.
BACA JUGA:Seragam dan Seragaman, Polemik Baju Seragam Anak Sekolah
BACA JUGA:Korporasi Tambang Cabang Ormas Keagamaan
Apa yang telah menjadi kegemaran masyarakat pada bidang olahraga bukan sekadar kegemaran individu dan masyarakat.
Bukan sekadar untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bugar, juga bukan sekadar untuk melahirkan industri olahraga, dan seterusnya yang bersifat fisik atau lahir.
Melainkan, juga merupakan perintah agama yang sejak 14 abad silam telah ditegaskan oleh panutan umat manusia, baginda nabi, bahwa berolahraga itu juga bagian dari kewajiban orang tua untuk dilatihkan kepada anak karena dalam berolahraga itu juga terkandung nilai-nilai edukatif.
BACA JUGA:Mencegah Konflik, Mengembangkan Moderasi Beragama
BACA JUGA:Anies Baswedan Disentil Menteri Agama