Anies Baswedan Disentil Menteri Agama

Anies Baswedan Disentil Menteri Agama

Ilustrasi Anies Baswedan disentil Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.- Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di tablig akbar di Garut, Jabar, mengatakan, ”Jangan pilih capres yang pernah pecah belah umat.” Itu ditanggapi pengamat politik Burhanuddin Muhtadi: ”capres dimaksud adalah Anies Baswedan.” Suatu sentilan langsung. Apakah itu bisa dipolisikan?

PEMOLISIAN (lapor-melapor polisi) sudah jamak menjelang pemilu. Rutin selalu begitu. Pernyataan dua tokoh di atas bagai skenario ”umpan-smes”. Menag Yaqut memberikan umpan, Burhanuddin smes.

Entah dua tokoh itu bekerja sama (sudah janjian sebelumnya) atau tidak. Walau, kelihatannya mereka tidak bekerja sama. Setidaknya publik tahu, mereka tidak pernah tampak akrab. Tapi, siapa tahu sebaliknya? Cuma mereka yang tahu. 

Pastinya, taktik tektok itu memberikan sepercik kilat, menghangatkan suasana jelang Pemilu 2024. Dan bagus. Supaya sedikit hangat. Belum sampai panas.

BACA JUGA:Terungkap! Dikecewakan Anies, Demokrat Kemungkinan Akan Berlabuh ke Kubu Prabowo

BACA JUGA:Surya Paloh: Anies dan Muhaimin Seperti Botol dan Tutup Botol

Sebab, situasi kondisi politik terlalu tenang sekarang ini terasa kurang semarak. Kalau tidak ada lapor-melapor polisi jadi kurang seru.

Seandainya dipolisikan, siapa yang paling bisa dijadikan terlapor? Yaqut atau Burhanuddin? Terus, tuduhannya apa? Dugaan melanggar pasal yang mana?

Sebaliknya, kalau itu didiamkan, bukankah Anies Baswedan sudah dirugikan? Apalagi, kini Anies sedang gembira menyambut pasangannya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Pun, seumpama itu tidak dipolisikan, serangan politik model serupa bisa datang lagi. Dari dan kepada siapa pun. Sebab, sudah ada contoh soal pernyataan dua tokoh tersebut yang (seumpama) tidak dipolisikan. Itu bisa jadi patokan buat para penyerang politik berikutnya.

BACA JUGA:Pakai Akronim

BACA JUGA:Duet Anies-Cak Imin Dideklarasikan, Kata Dahlan Iskan Hal Ini Bakal Terjadi...

Terlepas dipolisikan atau tidak, percikan Yaqut-Burhanuddin itu ibarat bumbu politik dalam situasi-kondisi sosial politik menjelang pemilu ini. Politik tanpa bumbu politik, ya… tidak semeriah pesta. Jika pemilu disebut pesta demokrasi.

Kondisi tenang itu sudah disimpulkan Menko Polhukam Mahfud MD pada tiga bulan silam. Tepatnya di acara Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 13 Juni 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: