“Saat ini masih banyak masyarakat yang memandang prestasi pelajar hanya dari aspek akademik,” terangnya.
Prestasi pelajar dalam olimpiade matematika, sains dan sejenisnya lebih banyak disorot dibandingkan prestasi pelajar di bidang nonakademik seperti menyanyi, menari, menggambar, membaca puisi, berolahraga dan sebagainya.
“Akibatnya pelajar tidak terdorong untuk mengembangkan bakatnya di bidang nonakademik,” ujar Konsul RI lebih lanjut.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Konsultan Pendidikan Intact Base Taiwan-Surabaya Nia Istiana Dewi: Wei Yu Chou Mou
Padahal, imbuh Aris, sekarang ini banyak profesi-profesi yang berkembang di masyarakat justru berangkat dari prestasi di bidang nonakademik seperti penyanyi, penari, pelukis dan juga olahragawan di antaranya pemain sepakbola.
Saat masih di SD, Aris dan kebanyakan teman-teman sebayanya rata-rata punya cita-cita menjadi dokter, insinyur, pilot, tentara, polisi atau guru.
“Pada saat itu tidak terbayang cita-cita menjadi seniman, pemain sepakbola apalagi menjadi youtuber atau vlogger,” tambah Konsul RI.
Oleh karena itu, Aris mengapresiasi peran para guru-guru CLC dan orang tua dalam membimbing para pelajar/anaknya untuk menumbuhkembangkan bakat mereka masing-masing.
BACA JUGA:Buka Kantor Konsulat, Denmark Buka Peluang Kerja Sama
Bisa saja seorang pelajar tidak terlalu tertarik dengan pelajaran matematika, tapi ternyata memiliki bakat luar biasa dalam menggambar, bermain musik atau bermain sepakbola.
Bakat-bakat tersebut jika diasah dengan baik sejak anak-anak, maka akan menjadi berlian yang bermanfaat bagi masa depan sang anak.
Dalam upaya memotivasi dan membuka pemikiran para guru CLC dan para orang pelajar dalam membina anak-anak, Aris kemudian memberikan contoh terkini dengan merujuk pada pertandingan sepakbola penyisihan Piala Dunia 2026 Grup C zona Asia antara timnas sepakbola Jepang melawan Indonesia pada 15 November 2024.
Samurai Biru (julukan bagi timnas Jepang) jauh lebih unggul dan menang telak 4-0 atas Indonesia.
“Keunggulan atau keberhasilan timnas Jepang atas Indonesia tidak mengagetkan. Karena kemampuan mereka sudah kelas dunia, terbukti dari keikutsertaannya dalam di setiap Piala Dunia sejak 2002,” jelas Aris.
BACA JUGA:Indonesia vs Jepang 0-4: Shin Tae-yong Sesalkan Peluang Ragnar Oratmangoen
Namun keberhasilan tersebut tidak terjadi dengan tiba-tiba. Keberhasilan dicapai melalui proses pembinaan yang panjang sejak anak-anak.