Polisi Tembak Mati Polisi

Minggu 24-11-2024,23:59 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Dadang menembak Ulil dua kali. Kena semua. Peluru 9 milimeter dari pistol dinas jenis HS. Pada saat itu di area parkir tidak ada orang kecuali mereka berdua. Namun, setelah dua tembakan diletuskan, semua polisi yang di dalam keluar. 

Dua saksi, yakni Kanit Tipidter Satreskrim Polres Solok Selatan Aipda Tomi Yudha T. dan Banit Tipidter Satreskrim Polres Solok Selatan Briptu Satryadi, melihat Dadang kabur naik mobil dinasnya. Kemudian, saat melintas di depan rumah kapolres, Dadang meletuskan tujuh tembakan, kena kaca jendela rumah.

Pukul 03.30 WIB hari itu juga, Dadang kembali mendatangi mapolres, menyerahkan diri. Ia mengatakan kepada para polisi di sana, begini:

”Ayo… Apa? Saya sudah menyerahkan diri, nih. Ayo, mau apa kamu?”

BACA JUGA:Semua Polisi Itu Bajingan

BACA JUGA:CCTV di Baku Tembak Polisi Disoal

Beberapa polisi di sana terdiam saat melihat Dadang begitu emosi. Bahkan, Dadang berteriak lagi:

”Saya makan kau!”

Sejenak kemudian, beberapa polisi di sana merayu Dadang agar menyerah. Sebab, betapa pun, polisi pasti akan menangkap Dadang. Akhirnya Dadang benar-benar menyerah. Ia lantas diborgol.

Hasil penyidikan, ketika Dadang mendatangi mapolres untuk kali pertama (saat hendak menembak Ulil), ia sudah membawa banyak peluru. 

BACA JUGA:Pembunuhan Pelacur, Polisi Konsisten Buru Pelaku

BACA JUGA:Liku-Liku Polisi Ungkap Pembunuhan

Kombes Andri: ”Ada dua magasin yang dibawa pelaku saat mendatangi mapolres. Satu magasin berisi 15 butir peluru dan satu lainnya berisi 16 butir peluru. Masih ada lagi, di kantong celana tersangka juga terdapat 11 butir peluru.”

Dari situ penyidik menyimpulkan, Dadang sudah berniat menembak Ulil. Mungkin ia perkirakan bakal terjadi baku tembak sehingga bawa bekal banyak peluru. Disimpulkan, pembunuhan itu sudah direncanakan. Maka, Dadang dijerat Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana, ancaman hukuman mati.

Ulil dikenal teman-temannya sebagai polisi baik dan lurus. Ia tidak bisa tawar-menawar (disogok) dalam menangani perkara. Pihak keluarga Ulil kepada wartawan mengatakan, sebenarnya Ulil sudah berniat berhenti dari polisi. Pihak keluarga tidak menjelaskan alasannya. 

Dari segi usia dibanding pangkat, Ulil tergolong masih muda. Pangkatnya sama dengan Dadang yang setahun lagi semestinya pensiun. Namun, sekarang Dadang tidak pensiun, tetapi PTDH (pemberhentian tidak dengan hormat). Bahkan, terancam hukuman mati.

Kategori :