Ramadan Kareem 2025 (12): Ramadan dan Ingatan Nareswari

Rabu 12-03-2025,05:00 WIB
Reporter : Suparto Wijoyo *)
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Sepanjang Ramadan 1446 H ini terdapat kesempatan membuka-buka kembali pustaka lama. Di sela-sela tadarus Al-Qur'an dilanjutkan dengan membaca beragam referensi sambil menyelami episode klasik.

Bekal memberikan cerita-cerita rakyat yang terukur secara akademik sebagai pengantar tidur kepada anak-anak. Kisah-kisah yang terbersit dari para tokoh mulai dari era Rasulullah sampai hari ini pasti bervariasi.

Ramadan memberikan titik pembelajaran. Termasuk mengenai lembar historik leluhur. Saya menceritakan dari bacaan klasik kepada anak dan para kolega yang biasanya malam-malam bersilaturahmi ke rumah.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (11): Puasa Itu Asyik Aja

Ada sebuah kisah di deret waktu 1200-1293. Belajar mengenai perkembangan pemerintahan atau organisasi melalui kepemimpinan yang silih berganti. Polanya sangat kentara dan terekam sebagai sejarah. Simak dan pelajari dengan mengambil saripatinya. 

Tersebutlah. Terdapat lorong waktu selama 93 tahun. Nyaris seabad, rentang waktu yang membentang membukakan pintu rahasia untuk membaca suksesi kepemimpinan yang tengah dipentaskan.

Lorong kisah perebutan genggam otoritas dari tahun 1200-1293 menggelarkan tikar referensial yang sayang untuk diabaikan. Gelora kuasa digilir melalui pertumpahan darah meski dengan “humor yang paripurna”.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (10): Ramadan dan Daun Sang Mahacinta

Periode pengembangan diri Ken Angrok (Ken Arok-Ken Anrok) saat diemban Ken Ndok (yang mengalami pembuaian dari “Sang Brahma” alias pemilik daulat, yang tidak lain adalah Akuwu Tumapel sendiri, Tunggul Ametung, amatlah memukau.

Mozaik harta-tahtah-wanita selalu membersit dalam terang dan gelapnya kekuasaan negara. Simpul “asmara paksa” Ken Ndok dan Tunggul Ametung dibalut atas nama menjaga kesucian penguasa.

Suami Ken Ndok digiring untuk bunuh diri dan mempersilakan Ken Ndok membopong jabang bayi “titah dari para dewa” yang kelak dikenal bernama Ken Angrok.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (9): Menghindari Talbis Iblis

Periode 1216-1222 adalah masa-masa yang menyajikan warta kebiasaan Tunggul Ametung tilik kampung. Mumpung kini kita lagi disuguhi berita-berita persiapan mudik, alias sambang tanah kelahiran.

Pada tarikh 1221-1222 merupakan babakan historia “kunker” tanpa henti guna meresmikan “infrastruktur” yang telah diprogramkan. Desa Panawijen menjadi areal yang mesti disinggahi untuk “memverifikasi” kebenaran kabar burung yang telah lama hinggap di Kotaraja Tumapel: ada kembang desa yang jelita.

Tunggul Ametung menurunkan tilik sandi “segelar-seempan” dalam mencermati seluruh relung geografis tempat tinggal Pertapa Agung Mpu Purwa. Kelok jalanan dan hijaunya pegunungan mendesiskan jiwa Sang Akuwu menangkap sekelebatan sosok penuh pesona, putri semata wayang, wanita penanda zaman, penyempurna semesta.

Kategori :