SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di Gedung Pertunjukan Balai Budaya Surabaya pengunjung memenuhi kursi-kursi berwarna merah itu pada Rabu, 4 Desember 2024. Ternyata kala itu, ada penampilan teater Adisaroh dari Studio Daluang.
Mengisahkan Adisaroh nama lain dari Pambayun sang Putri Mataram yang mengatur siasat untuk menggulingkan tanah Mangir. Dia menyusup ke tanah Mangir dengan menikahi Ki Ageng Mangir Wonoboyo.
Dibuka oleh narator, kisah dibuka dengan asal-usul Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Seorang pemimpin wilayah yang bernama Mangir. Ia cerdas dan sangat sulit ditebak, sehingga tanah itu belum bisa ditaklukan oleh Mataram.
Kemudian masuklah Putri Pambayun yang mengenang masa kecilnya, dia bersama wayang-wayang besar yang terbuat dari jerami bermain bersama.
BACA JUGA:Pertunjukan Teater Yannick Stasiak di SMKN 12 Surabaya, Sajikan Simbol Kelahiran-Kematian
BACA JUGA:Pementasan Pelaminan Kosong di GNI Surabaya, Lewat Teater Suarakan Perempuan
Monolog dimulai dengan impersonifikasi Putri Pambayun menjadi dirinya saat kecil. Saat itu ia senang sekali mengajak bermain prajurit. Hingga suatu insiden terjadi yang membuat prajurit tersebut harus bergelut dengan hewan buas.
Sejak saat itu Pambayun dilarang oleh ayahnya untuk bermain keluar. Seiring berjalannya waktu dia sadar bahwa hewan buas adalah akal-akalan ayahnya Senopati Mataram. Dan Pambayun semakin paham bila banyak ketidakadilan yang ada di Mataram.
Ketika sudah dewasa Pambayun diminta ke Peduguhan Mangir. Ya, untuk menjalankan siasatnya. Balutan video yang dibuat dengan kecerdasan buatan menggambarkan betapa indahnya wilayah tersebut. Tanahnya subur dan banyak ternaknya. Mangir merupa merdeka diantara ganasnya kehidupan di Daerah-Daerah Mataram.
Kisah cinta Pambayun yang kini dikenal sebagai Adisaroh dimulai. Ki Ageng Mangir dengan topeng emasnya menyamar menjadi begundal desa. Menghilangkan titah kepemimpinannya hanya demi mendapatkan hati sang Adisaroh. Dalam pendekatannya itu ada perasaan gelisah.
BACA JUGA:Martcapada, Imajinasi Teatrikal Teater Kusuma dalam Dies Natalies Untag ke-35
BACA JUGA:Teater (Non) Industri
Simbolisasi perang antara Mangir dan Mataram lewat tanding silat yang menegangkan. -Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
Dia adalah penyusup sedang perasaannya benar-benar nyata. Lewat sinden Jawa ia curhat, meluapkan kerisauan hatinya. Adegan tersebut mampu mengubah perasaan yang awalnya semringah menjadi gundah gulana. Penonton terkesima dengan aksi pemeran Adisaroh, Arum Purbohesthining Tyas.
Ditengah kebimbangan itu masuklah dua orang laki-laki. Mereka melawak yang membuat kegundahan Adisaroh hilang. Kemudian mereka bernyanyi dan bergembira karena mereka sejahtera di Mangir. Hingga Adisaroh mengandung anaknyi dengan Ki Ageng Mangir.