Dari dulu, orang-orang Tiongkok sering bilang, "万事开头难" (wàn shì kāi tóu nán): memulai sesuatu itu sulitnya minta ampun. Sebab, manusia sering kali terjebak dalam ketakutan, keraguan, atau rasa tidak mampu untuk mengawali suatu usaha menuju apa yang diimpikannya.
Padahal, Lao Tzu yang pendiri filsafat Taoisme telah jauh-jauh hari mengingatkan, "千里之行，始于足下" (qiān lǐ zhī xíng, shǐ yú zú xià): perjalanan ribuan mil, dimulai dari satu langkah kaki.
Dalam artian, untuk mewujudkan cita-cita, tak perlu muluk-muluk, yang penting adalah kemauan kita untuk mengusahakannya --kendati cuma berupa hal yang kelihatan remeh-temeh yang kita kerjakan untuk menuju ke sana.
Apalagi, dengan pengertian yang lebih dalam terhadap wejangan Lao Tzu tadi, tak ada yang instan bagi manusia biasa macam kita. Semua perlu proses, step by step, alon-alon. Pasalnya, menurut Lao Tzu, "合抱之木，生于毫末；九层之台，起于垒土" (hé bào zhī mù, shēng yú háo mò; jiǔ céng zhī tái, qǐ yú lěi tǔ): pohon yang besar tumbuh dari tunas yang kecil; bangunan sembilan tingkat bermula dari setumpuk tanah.
Sandra Sasmita sangat sepakat dengan petuah tersebut. "Kita mesti berani keluar dari zona nyaman untuk melihat dunia luar yang begitu luas, sebab kehidupan ini beragam dan penuh cerita. Makanya, seberat apapun, kita harus melangkah, dan melangkahnya harus konsisten, hingga kita bisa mencapai tujuan kita," ujar Sandra yang Miss Chinese Indonesia Tourism 2023.
Intinya, keberanian kita untuk memulai dan konsistensi kita setelahnya, adalah kunci untuk melewati batas-batas yang kita ciptakan sendiri dan yang orang lain ciptakan untuk menghambat keberhasilan kita.
"Jika kita punya impian besar yang hendak diraih, kita tidak boleh mudah menyerah," pungkas Sandra. (*)