Bagi Arief Tejo Sumartono, yang terpenting adalah bukan tentang di mana kita berada sekarang, tapi ke mana kita akan pergi selanjutnya.
Dalam artian, sebagaimana yang diajarkan pepatah Tiongkok sejak ribuan tahun silam, kita mesti bisa "高瞻远瞩" (gāo zhān yuǎn zhǔ): berdiri di ketinggian, agar bisa melihat jauh ke depan.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan: Lilies Sugianto Direktur Utama PT Gosyen Jaya: Shui Dao Qu Cheng
Pasalnya, kata Wang Chong 王充, astronom sekaligus filosof yang hidup pada sekitar 27 hingga 97 tahun setelah Yesus Kristus lahir, "Kalau pikiran tertutup dan tidak mau berpandangan terbuka, maka sama saja dengan orang mati" (夫闭户塞意,不高瞻览者,死人之徒也哉 fū bì hù sāi yì, bù gāo zhān lǎn zhě, sǐ rén zhī tú yě zāi).
Berarti, asalkan kita mau maju, "Kita tidak perlu merasa rendah diri seperti apa kondisi kita saat ini," ujar Arief yang direktur PT. Puma Logistics International, Surabaya. Walau bagaimanapun, cita-cita yang kita patok harus tinggi dan rasa minder harus disingkirkan jauh-jauh.
BACA JUGA:Chenyu Pilihan Suyoto Bupati Bojonegoro 2008-2018: Fan Qiu Zhu Ji
Untuk itu, masih kata Arief, "Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan. Meski gagal, tetap harus bangun dan berjalan lagi hingga sampai di tujuan."
Ya, apalagi terkhusus kita yang tidak mengantongi privileged apa-apa, memang mustahil dalam perjalanan meraih cita-cita tidak dihadang hambatan di mana-mana. Hanya kebulatan tekad dan jiwa pantang menyerah yang akan mengantarkan kita ke sana.
Sebab, filsuf Zhuang Zhou bilang, "精诚所至,金石为开" (jīng chéng suǒ zhì, jīn shí wéi kāi): keuletan akan mengubah segala yang tidak mungkin menjadi mungkin. (*)