Perpanjangan operasi itu diminta langsung oleh Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono. Banyak alasan yang diberikan mantan sekretaris daerah (Sekda) provinsi Jatim itu. Salah satunya adalah berlangsungnya peribadatan Natal dan perayaan Tahun Baru.
Juga pertumbuhan wisatawan ke Jatim yang saat ini sedang meningkat. Termasuk untuk menekan potensi terjadinya bencana alam. Seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Ia menegaskan dalam operasi itu, PT Smart Cakrawala Aviation menjadi operator kegiatan tersebut. Sedangkan BMKG sebagai supervisi dan pendanaan berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BACA JUGA: Puncak Arus Balik Nataru Diprediksi hingga Pekan Depan, Waspada Cuaca Buruk dan Lonjakan Kendaraan
Ia menjelaskan dalam kegiatan OMC, hanya awan Cumulus Congestus saja yang dilakukan penyemaian. “Tapi operasi ini hanya mengurangi 30 persen saja potensi hujan,” bebernya.
Maka, ia menegaskan bahwa OMC bukan kegiatan untuk menghilangkan hujan atau melawan takdir alam. Hanya mengurangi intensitas terjadinya hujan saja. Sehingga potensi bencana alam juga berkurang. "Kami tidak bisa hilangkan 100 persen. Karena itu tetap ada hujan," tegasnya.
Tim OMC tidak akan melakukan penyemaian terhadap awan Cumulus yang sudah berada di atas daratan. Hanya awan yang masih di atas laut yang disemai. Karena target utamanya untuk pencegahan. Agar tidak masuk ke daerah Jatim.
“Percuma saja kalau kami melakukan penyemaian di atas daratan. Hujan akan menjadi lebih deras. Malah akan memperparah kondisi daratan. Untuk awan yang tumbuh di atas daratan, kami cegah menggunakan kapur. Sehingga awannya tidak akan menyatu,” jelasnya. (*)