BACA JUGA:Merintis UMKM sebagai Oligarki Ekonomi Baru
Menurut menteri koperasi dan usaha kecil menengah (UKM) pada pemerintahan Jokowi, rasio kewirausahaan Indonesia berada di level 3,74 persen.
Sedangkan Malaysia, Singapura, dan Thailand, angkanya di atas angka 4 persen. Di Thailand, jumlah wirausaha mencapai 4,2 persen, Malaysia 4,7 persen, dan Singapura 8,7 persen.
Hal itu menunjukkan bahwa industrialisasi memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi.
Bahkan, di India, industri skala kecil dipandang sebagai kontributor penting bagi industrialisasi dan pembangunan ekonomi, dengan menawarkan berbagai barang dan produk.
BACA JUGA:Program Makan Siang Gratis dan Pemberdayaan UMKM
BACA JUGA:UMKM di Hilirisasi Kelapa Sawit
Demikian pula di Indonesia, UMKM sebagai kegiatan perekonomian yang mandiri memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena memiliki berbagai peran.
Yaitu, sarana pemerataan, sarana pengentasan kemiskinan, dan sarana pemasukan bagi negara.
Di India, industri skala kecil memegang peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi karena sifatnya yang padat karya sehingga memberikan kontribusi penting untuk penciptaan lapangan kerja.
Industri seperti itu menyediakan kesempatan kerja bagi sebagian besar penduduk, termasuk pekerja semiterampil dan pekerja tidak terampil.
BACA JUGA:Sulitnya UMKM Tembus Pasar Ekspor: Salah Resep Dapur atau Salah Toko?
BACA JUGA:Memacu UMKM Go International: Kolaborasi Mahasiswa dengan Kantor Bea Cukai Gresik
Hal tersebut tentu dapat membantu mengurangi pengangguran dan setengah pengangguran. Biasanya industri kecil menyebar di berbagai wilayah perkotaan dan perdesaan sehingga dapat mendorong mengurangi kesenjangan ekonomi antara desa dan kota.
Untuk mendorong kemajuan UMKM, pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang memacu perkembangan.
Kebijakan pemerintah Jokowi untuk mendukung UMKM adalah, pertama, peluncuran Online Single Submission (OSS) pada 2018 untuk memperoleh perizinan agar tidak berbelit belit.