SURABAYA, HARIAN DISWAY - Spesialis Media Sosial Harian Disway Dinda Nur Amalia, berbagi wawasan tentang pentingnya self branding di media sosial. Terutama bagi kedua belas finalis Puteri Indonesia Jawa Timur 2025. Tentu para finalis itu ingin memperluas pengaruh atau membangun karier di berbagai bidang.
“Media sosial bukan hanya tentang unggah foto atau video. Ini adalah ruang untuk menunjukkan siapa Anda, nilai-nilai yang Anda pegang, dan bagaimana Anda ingin dikenali oleh dunia,” ujar Dinda.
Menurut Dinda, ada lima nilai dasar yang menjadi fondasi dalam membangun citra diri di media sosial: value, ethics-nethics, spirits, creative, dan authentic.
BACA JUGA:Australia Sahkan Undang-Undang Larangan Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial
Para finalis Puteri Indonesia 2025 ketika berkunjung ke kantor Harian Disway, Jalan Walikota Mustajab no 76 Surabaya.-Boy Slamet-Harian Disway
- Value: Berarti menampilkan konten yang memiliki makna dan relevansi dengan audiens.
- Ethics-Nethics: Mengacu pada kejujuran dan transparansi. “Kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita bagikan, terutama dalam mengikuti pedoman platform media sosial,” jelasnya.
- Spirits: Menekankan pada semangat positif yang ingin ditularkan kepada audiens.
- Creative dan Authentic: Mengingatkan untuk selalu menciptakan konten orisinil yang sesuai dengan kepribadian, tanpa berpura-pura menjadi orang lain.
“Semua nilai itu adalah pondasi. Kalau tidak punya dasar yang kuat, self branding Anda tidak akan bertahan lama,” tambah Dinda.
Dia menekankan pentingnya merancang strategi konten yang baik untuk membangun keterlibatan dengan audiens. Konten berkualitas tinggi yang melibatkan cerita pribadi, visual menarik, dan interaksi langsung, menjadi kunci keberhasilan.
“Gunakan storytelling untuk membangun hubungan emosional dengan audiens. Bagikan cerita di balik kepribadian Anda atau minat yang Anda miliki. Itu akan menciptakan koneksi mendalam,” sarannya.
Dinda juga mengingatkan tentang pentingnya menggunakan konten visual. Seperti gambar dan video, karena format itu cenderung mendapatkan tingkat keterlibatan lebih tinggi dibandingkan teks saja. Selain itu, dia menyarankan untuk menggunakan fitur interaktif. Seperti polling, sesi tanya jawab, atau kontes.
BACA JUGA:Pelajar SMK Tewas Ditembak Polisi di Semarang, Sekolah Dapat Kabar dari Media Sosial