Parkinson Bukan Akhir Segalanya: Mengenali, Memahami, Mendampingi

Selasa 15-04-2025,20:51 WIB
Reporter : dr Stephanie & dr Sylvia *)
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Bayangkan jika suatu hari tangan Anda tiba-tiba gemetar tanpa sebab. Gerakan tubuh melambat, kaki terasa berat, dan keseimbangan mulai terganggu. Inilah kenyataan yang harus dihadapi oleh jutaan orang di seluruh dunia yang hidup dengan penyakit parkinson.

Apa Itu Penyakit Parkinson?

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), penyakit parkinson adalah suatu gangguan neurodegeneratif kronik yang ditandai oleh berkurangnya dopamin di otak.

Itu akibat degenerasi sel-sel saraf dopaminergik pada substansia nigra, yang menyebabkan gangguan sistem gerak seperti tremor, bradikinesia, rigiditas, dan gangguan keseimbangan.

BACA JUGA: Parkinson Bukan Akhir Segalanya: Mengenali, Memahami, Mendampingi

Apa Penyebab dan Faktor Risiko?

Penyebab pasti parkinson belum diketahui (idiopatik), tapi berbagai faktor berkontribusi terhadap perkembangannya, antara lain:

  • Faktor genetik: Mutasi pada gen seperti SNCA, LRRK2, PINK1, dan PARKIN.
  • Faktor lingkungan: Pajanan terhadap pestisida, logam berat (mangan, timbal), pelarut industri, karbon monoksida, dan MPTP (senyawa neurotoksik).
  • Faktor risiko lain: Usia lanjut (terutama di atas 60 tahun), jenis kelamin laki-laki, riwayat cedera kepala, serta riwayat keluarga dengan Parkinson.

BACA JUGA: Manfaat Smartwatch untuk Kesehatan, Mampu Deteksi Dini Penyakit Jantung dan Parkinson

Apa Saja Gejalanya?

Parkinson bukan hanya soal tangan yang gemetar. Gejalanya bisa berbeda pada setiap orang, tetapi umumnya terbagi dua:

1. Gejala Gerakan (Motorik):

  • Tangan atau kaki gemetar saat istirahat
  • Gerakan menjadi lambat
  • Tubuh terasa kaku
  • Sulit menjaga keseimbangan

2. Gejala Non-Gerakan (Non-Motorik):

  • Susah buang air besar (konstipasi)
  • Sulit tidur
  • Merasa cemas atau sedih berlebihan
  • Sulit mencium bau
  • Lemas dan kelelahan

BACA JUGA: Empat Faktor Penyebab Parkinson dan Risiko Gangguan Neurodegeneratif

Gejala-gejala ini bisa membuat penderita parkinson menjadi tergantung pada orang lain dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Bagaimana Dokter Menentukan Parkinson?

Biasanya dokter akan mendiagnosis Parkinson berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan neurologis. Namun, beberapa pemeriksaan penunjang dapat membantu menyingkirkan diagnosis banding atau mendukung diagnosis:

• Biomarker: Saat ini belum ada biomarker spesifik yang tersedia secara luas untuk diagnosis klinis parkinson. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kadar α-sinuklein dalam cairan serebrospinal (CSF), neurofilamen ringan, dan imaging dengan PET menggunakan tracer dopamin (misalnya ^18F-DOPA) dapat berguna dalam studi klinis dan riset.

BACA JUGA: Parkinson Sawung Jabo, Dag-dig-dug Sirkus Barock jelang Konser Kado Nggo Jabo

• Pemeriksaan penunjang lain:

  1. MRI otak: Untuk menyingkirkan kelainan struktural otak lain. Pada parkinson, hasil biasanya normal, namun pada stadium lanjut bisa menunjukkan atrofi pada substantia nigra.
  2. DaT-SPECT (Dopamine Transporter Scan): Dapat menilai fungsi dopaminergik dan membedakan parkinson dari tremor esensial.
  3. PET scan: Untuk menilai metabolisme dan aktivitas dopaminergik di otak.
  4. USG transkranial: Dapat menunjukkan peningkatan echogenisitas pada substantia nigra.
Tags : #parkinson
Kategori :