HARIAN DISWAY - Sektor energi menjadi emiten favorit di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Terbukti, di Bursa Efek Indonesia (BEI) aktivitas perseroan sektor energi ditutup positif. Angka itu seiring dengan IHSG yang ditutup positif. Walau hanya tipis. Yakni di angka 0,34 persen atau 24,28 poin.
Trainer Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur Asikin Ashar mengatakan, transaksi yang terjadi di pasar saham sebesar Rp 8,7 triliun. Di antara itu ada 330 saham yang mengalami kenaikan dan 265 emiten yang mengalami penurunan. Plus 350 perseroan yang tetap.
Dari segi sektoral, ia mengungkapkan, perusahaan yang bergerak di sektor energi yang mengalami kenaikan tertinggi. Sebesar 2,46 persen. Infrastruktur naik 0,67 persen. Emiten yang mengalami penurunan paling banyak dari sektor teknologi, sebesar 1,74 persen.
Lalu, sektor properti sebesar 0,41 persen dan sektor keuangan yang mengalami penurunan sebesar 0,33 persen. “Kenaikan IHSG itu terjadi karena ditopang oleh kenaikan saham sektor energi. Ada beberapa saham dengan kapitalisasi besar mengalami kenaikan,” katanya saat dihubungi Harian Disway, Jumat, 10 Januari 2024.
BACA JUGA:IHSG Merosot 1,04 Persen, Pasar Modal Indonesia dalam Tren Lesu
BACA JUGA:IHSG Anjlok, Kumpulan Pengusaha Ini Malah Kekayaannya Meningkat
Ia pun mengungkapkan lima emiten dengan transaksi terbesar di hari itu. Di antaranya, PT Barito Renewables Energy. Emiten dengan kode BREN tersebut ditutup positif di angka Rp 10.450 per lembar saham. Naik 2,20 persen atau 225 poin dari saat pembukaan pasar saham. Dengan kapitalisasi sebesar Rp 1.398 triliun.
Perseroan selanjutnya adalah Bank BCA. Hanya saja emiten dengan kode emiten BBCA itu di pasar saham trafiknya mengalami penurunan 1,27 persen ke angka Rp 9.725 per lembar saham. Namun transaksinya sebesar Rp 1.187 triliun. Di posisi ketiga ada perusahaan energi. Yakni PT Bayan Resources.
Usaha tambang yang didaftarkan dengan nama BYAN. Menjadi penopang menguatnya penutupan IHSG.--
Emiten dengan kode BYAN tersebut ditutup positif sebesar 1,73 persen ke angka Rp 20.600 per lembar saham. Market kapitalisasi perseroan ini sebesar Rp 686,7 triliun. Di posisi keempat juga diisi oleh perusahaan pertambangan, yakni PT Amman Mineral Internasional dengan kode emiten di pasar saham AMMN.
Perseroan tersebut memiliki total transaksi sebesar Rp 612 triliun. Pun saham emiten itu juga mengalami kenaikan 2,11 persen atau 175 poin ke level Rp 8.450 per lembar saham. Terakhir adalah PT Bank Rakyat Indonesia.
Total transaksi sepanjang pasar saham kemarin, emiten dengan kode BBRI ini mengalami transaksi Rp 601,7 triliun. “Hanya saja, emiten itu mengalami penurunan tipis di pasar saham. Penurunannya sebesar 0,50 persen atau 20 poin ke angka Rp 4.010 per lembar saham,” bebernya.
Sementara itu, pengamat pasar saham Leo Herlambang mengatakan, walau IHSG kemarin ditutup positif, tetapi kalau tren secara keseluruhan IHSG ini grafiknya masih merah. Bahkan, dalam lima hari terakhir angkanya mengalami penurunan. Hal itu karena banyak investor asing yang menjual saham perusahaan blue chip.
Leo Herlambang, Praktisi Bisnis dan Pasar Modal.-Dokumen Pribadi-
“Tapi saya yakin, kondisi ini akan terus membaik. Sebenarnya, kondisi ini sudah biasa. Karena, sepanjang 2024 juga kan sudah terjadi hal tersebut. Tapi di awal 2025 ini, sudah kelihatan asing mulai masuk kembali. Saham itu seperti siklus. Jadi, saya yakin, pasti akan kembali,” ungkapnya.