RUPS Berpotensi Dongkrak IHSG

RUPS Berpotensi Dongkrak IHSG

Pentupan pasar saham tercatat anjlok hingga 8.41 Persen pada 8 April 2025.-Boy Slamet-

HARIAN DISWAY - Catatan negatif ditorehkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah libur Lebaran tahun ini. Sejak perdagangan dibuka, Selasa, 8 April 2025, IHSG langsung mengalami koreksi cukup dalam. Mencapai 598,55 poin atau 9,19 persen ke level 5.912.

Sepanjang hari perdagangan pasar saham, IHSG tidak mengalami kenaikan signifikan. Hingga berakhirnya perdagangan, berdasar catatan RTI Business, IHSG ditutup melemah 7,90 persen atau 514,478 poin ke level 5.996,142. Kondisi itu membuat BEI melakukan tindakan trading halt.

Trainer Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jatim Hesty Tri Budiharti mengatakan, sepanjang perdagangan pasar saham, sebanyak 672 saham turun, 30 saham naik, dan 95 saham stagnan. Nilai transaksi hingga akhir perdagangan mencapai Rp 20,41 triliun. Melibatkan 22,65 miliar saham dalam 1,43 juta kali transaksi.

“Dalam perdagangan kemarin, semua sektor berada di zona merah. Sektor utilitas mengalami penurunan paling dalam, yakni 11,98 persen. Disusul oleh real estate sebesar minus 9,53 persen, sektor bahan baku minus 8,63 persen, finansial minus 7,84 persen, dan teknologi minus 7,47 persen,” katanya.

BACA JUGA:IHSG Memerah di Perdagangan Pertama Pascalebaran, BEI dan OJK Lakukan Penyesuaian Kebijakan Trading Halt

BACA JUGA:IHSG Terjun Bebas ke 5.912 dan Kena Trading Halt Pascalebaran

Bursa Efek Indonesia sebelumnya menyatakan bahwa perdagangan akan dihentikan sementara jika indeks jatuh 15 persen. Juga akan dihentikan total untuk hari itu jika penurunan mencapai 20 persen. Hal itu dilakukan untuk menjaga perdagangan tetap teratur dan efisien. BEI juga mengumumkan bahwa jika saham individu anjlok hingga 15 persen, maka pesanan jual di bawah harga tersebut akan ditolak.

Pengamat pasar Leo Herlambang mengatakan, beberapa hal yang memengaruhi IHSG terkoreksi begitu dalam. Misalnya, karena IHSG sempat libur beberapa hari karena hari raya Idulfitri. Tidak ada perdagangan. Sementara, market di luar sudah banyak perubahan.

“Sehingga seperti ini. Orang-orang merealisasikan cut loss-nya. Tetapi, hal paling besar yang memengaruhi anjloknya IHSG adalah kebijakan dari Presiden Amerika Donald Trump. Sehingga, saya lihat market saat ini lagi panik. Semua negara merasakan dampaknya, kok,” ungkapnya.

Hanya saja, karena IHSG baru kembali aktif, sehingga baru sekarang dampak itu terasa di perdagangan pasar saham. Sementara, beberapa negara di Asia saat ini perdagangan pasar saham mereka sudah kembali menguat.

“Tetapi, ini ada titik jenuhnya. Apalagi, dalam beberapa hari beberapa perbankan dan perusahaan lainnya akan melakukan RUPST. Juga ada pembagian dividen. Sehingga, IHSG akan segera naik. Saya rasa kondisi ini waktunya kita untuk investasi. Karena harga lagi murah,” ungkapnya.

BACA JUGA:Dampak Libur Lebaran, IHSG Menguat

BACA JUGA:Sentimen Positif Legakan IHSG

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede pun mengatakan hal yang sama. Ia menilai, aksi jual besar-besaran ini mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap memanasnya tensi perdagangan global. “Suspensi perdagangan menjadi sinyal kuat dari kekhawatiran pasar terhadap meningkatnya risiko global,” ucapnya kepada kantor berita Agence France-Presse

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: