Sementara itu, Pakar Gizi Universitas Airlangga Prof Mamik Sri Sumarmi mengatakan, kadar kalori pada menu makan bergizi gratis di Surabaya sudah memenuhi.
Hanya saja, kadar kalori itu cukup untuk siswa PAUD-TK dan SD saja. Namun, untuk siswa SMP dan SMA, 444 kalori itu belum mencukupi.
Sebab, kata Mamik, angka kecukupan gizi harian anak bergantung kelompok umur sasaran.
Berdasarkan standar gizi makan bergizi gratis dari Badan Gizi Nasional (BGN), kata Mamik, anak PAUD-TK membutuhkan 328 kalori dan siswa SD 368,8 kalori.
"Sedangkan untuk anak SMP itu 719 kalori yang dibutuhkan. Anak SMA lebih tinggi lagi, 762 kalori," katanyi.
Jika paket makanan bergizi gratis ini diberikan kepada ibu hamil dan ibu menyusui, jumlah kalorinya perlu ditambah lagi. Sebab, ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan sebanyak 818 kalori pada setiap makanan yang diberikan.
BACA JUGA:Cegah Wabah Chikungunya dan DBD, Pemkot Surabaya Minta Warga Aktifkan PSN 3M Plus
BACA JUGA:Mobil Listrik untuk Pejabat Pemkot Surabaya Baru Datang 13 Unit, Sisanya Ditarget Pekan Depan
"Jadi saya pikir, menu yang diberikan harus berbeda. Tidak boleh disamakan menu untuk anak SD sampai SMA. Begitu pula untuk ibu hamil dan menyusui. Karena kalori yang dibutuhkan berbeda-beda. Ini standar yang dipakai BGN lho," kata dia.
Karena itu, ia berharap dapur umum yang digunakan tidak terpusat di satu tempat. Sebab, juru masak juga akan kesulitan untuk memasak dengan menu yang beragam.
"Harus dibagi seharusnya. Ada dapur yang masak untuk anak PAUD-SD, ada yang untuk SMP dan SMA. Ibu hamil dan menyusui. Dibedakan. Supaya kalori yang didapat juga sesuai dengan kelompok umur yang menjadi sasaran," tutur dia.
Sebelumnya, Anggota Komisi D DPRD Surabaya Imam Syafi'i menyayangkan bahwa pelaksanaan program MBG di Surabaya terkesan masih seperti uji coba. Padahal, uji coba program MBG sudah berkali-kali dilaksanakan di Surabaya. Tapi pelaksanaan program MBG di Surabaya ini disebut masih uji coba.
"Terus terang, mestinya ini tahapannya bukan uji coba lagi. Tahapannya sudah pelaksanaan. Tapi kok ini cuma lima sekolah? Kan jauh ya," ujar dia.
Padahal, data yang disetorkan ke pemerintah pusat mencakup sekitar 400.000 siswa yang berhak mendapatkan program MBG tersebut. Terdiri dari siswa PAUD hingga siswa SMA di Surabaya.
"Tapi ya sudah, tidak apa-apalah. Karena mungkin ini masih tahap awal. Dan ini belum pakai uang dari APBD Surabaya. Semua anggaran untuk program MBG masih dari pusat," tambah Imam. (*)