Berbagai cerita lucu muncul dari setiap kelas, dari setiap relawan pengajar, dokumentator, dan fasilitator. Setyo Wati, seorang dosen dari Solo yang menjadi relawan pengajar, mengatakan bahwa kelas 1 sungguh menggemaskan.
BACA JUGA: Gus Yahya: Lembaga Pendidikan NU Selalu Lahir dari Khidmah dan Inisiatif Mandiri
Foto bareng 7 relawan pengajar, 4 dokumentator, dan 7 fasilitator dengan anak-anak Kelas Inspirasi Mojokerto 8 di SDN Sajen 2, Sajen, Pacet, Mojokerto. --Bramasta/Rofil
Candra, si ketua rombel sekaligus relawan pengajar yang berprofesi sebagai finance officer, juga begitu. Katanya, kut Kelas Inspirasi sangat menyenangkan. “Pengalaman yang selalu bikin candu untuk terus ikut di kota-kota lainnya,” ujarnya.
Baginya, ikut Kelas Inspirasi bisa menyalurkan hobinya mengajar sekaligus mengenal lingkungan baru. Kelas Inspirasi di Pacet ini adalah yang keenam untuk Candra. “Sejauh ikut Kelas Inspirasi, relawan di Rombel Sajen 2 yang paling sat set," katanya.
"Seneng banget bisa bekerja sama dengan orang-orangnya. Lokasi sekolahnya juga sangat bagus, rapi, bahkan saat cuaca cerah bisa terlihat pegunungan. Jadi pengin balik lagi ke sekolahnya,” lanjutnya, lalu tertawa.
BACA JUGA: M Ridlwan Nasir, Guru Besar yang Beri Warisan Besar bagi Dunia Pendidikan dan Keagamaan
Untukku, setiap Kelas Inspirasi selalu punya cerita. Tawa-tawa yang tulus dari bocah-bocah kecil itu, mata-mata yang membelalak saat cerita dikisahkan, dan keramahan para guru dan teman-teman yang menghangatkan hati, tak akan terlupakan. (*)