Peristiwa Penting dan Bersejarah di Bulan Syaban, Mulai Dari Pergantian Kiblat Sampai Pergantian 'Buku' Catatan Amal

Senin 10-02-2025,10:44 WIB
Reporter : Ainun Nabilah*
Editor : Taufiqur Rahman

3. Turunnya Ayat tentang Anjuran Salawat pada Nabi Muhammad SAW

Di bulan Sya'ban juga turun Firman Allah SWT tentang anjuran salawat pada Nabi Muhammad SAW. Yakni Surat Al-Ahzab ayat 56 yang memiliki arti:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

BACA JUGA:10 Tips Latihan Puasa di Bulan Syaban sebelum Memasuki Bulan Ramadhan

4. Perang Dengan Bani Musthaliq

Pada suatu hari di bulan Sya’ban, Nabi Muhammad  SAW mendapat informasi kalau pemimpin Bani Musthaliq, al-Harits bin Abu Dhirar tengah menghimpun pasukan untuk memerangi kaum muslimin. 

Setelah mencari tahu kebenaran dari informasi tersebut, Rasulullah segera menghimpun pasukan untuk berperang melawan Bani Musthaliq. Saat itu, pasukan bukan hanya terdiri dari kaum muslimin saja, tetapi juga golongan munafik.

Di tengah perjalanan, beliau mendapati mata-mata dari al-Harits bersembunyi di barisan kaum Muslimin dan segera membunuhnya.

Mengetahui hal itu, al-Harits merasa ketakutan. Terlebih lagi beberapa kabilah Arab yang memutuskan bergabung dengan pasukannya tiba-tiba mengundurkan diri.

Kemudian, pasukan muslimin pun tiba di al-Muraisi’ dan segera melancarkan serangan ke kubu pasukan Bani Musthaliq. Namun, pasukan Bani Musthaliq memilih untuk menyerah ketika tengah dikepung oleh pasukan muslimin.

BACA JUGA:Sambut Bulan Syaban 2025/1446 Hijriah, Ini Doa-Doa yang Harus Dibaca

Setelah itu, pasukan muslimin merampas binatang ternak milik Bani Musthaliq dan menawan para wanita dan anak-anak. Di antara tawanannya saat itu adalah Juwairiyah yang kemudian menjadi istri Nabi Muhammad SAW.

5. Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Hafshah binti Umar

Pada bulan Sya’ban, Nabi Muhammad SAW menikahi seorang wanita bernama Hafshah, putera Umar bin Khattab dengan mahad sebesar 400 dirham.

Sebelum dinikahi Rasulullah, Hafshah telah menjadi istri dari Khunais bin Hudzafah. Akan tetapi, suaminya itu meninggal dunia ketika sedang mengikuti Perang Badar. 

Sebagai seorang ayah, Umar bin Khattab tentu khawatir dengan kesendirian Hafshah dan mencarikan suami untuknya. Kemudian Nabi Muhammad SAW pun bersedia menikahi Hafshah, sehingga Umar pun merasa gembira.

Kategori :