BACA JUGA:Kunci Inggris di Pembunuhan Vina
Polisi mencari Zaenal, tidak ketemu. Polisi mencurigai Zaenal. Tapi, belum diketahui keberadaan Zaenal. Lalu, polisi memancing agar Zaenal mendatangi rumah korban di Cipete, melalui pesan singkat HP, bahwa ada barang-barang milik Zaenal.
Rabu sore, 26 Februari 2025, Zaenal mendatangi rumah korban, bertemu istri korban. Saat itulah polisi menangkapnya.
Hasil pemeriksaan, HP dan dompet korban dicolong tersangka. Diketahui, tabungan korban dikuras tersangka. Melalui pengambilan tunai di mesin ATM Rp 10 juta. Juga, transfer dari rekening korban ke rekening tersangka Rp 40 juta.
BACA JUGA:Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet
BACA JUGA:CCTV Ungkap Pembunuhan Mahasiswi Universitas Negeri Malang
Hasil penyelidikan polisi, tidak tertutup kemungkinan ada tersangka lain. Juga, motif pembunuhan diduga bukan cuma kemarahan korban terhadap tersangka sebagaimana pengakuan tersangka kepada polisi. ”Penyidikan masih proses,” ujar Nicolas.
Memang, polisi selalu tidak memercayai pengakuan tersangka sebelum terbukti benar. Berdasar pengakuan tersangka ke polisi, motifnya adalah tersangka ditampar korban sehingga membunuh korban. Itu belum tentu benar.
Seandainya benar, berarti korban salah sikap. Korban kesal akibat pekerja bangunan mogok kerja dan aneka bahan bangunan hilang. Ditambah, Zaenal menolak ajakan lapor polisi. Plus, Zaenal balik minta sebagian gajinya sehingga ia ditampar korban.
BACA JUGA:Kontradiksi di Pembunuhan Dante
BACA JUGA:Pembunuhan Sadis di Gresik
Seumpama konstruksinya benar begitu, korban tidak sadar bahwa ia bersikap kasar terhadap pelaku. Itu justru membahayakan. Tanpa mengurangi kejahatan pelaku, sikap korban memicu terjadi pembunuhan.
Dikutip dari The New York Times (NYT), 19 Juni 2015, berjudul No Time to Be Nice at Work, diungkap tentang kerugian bos yang bersikap kasar terhadap bawahannya. Bos yang kasar atau tak sopan tidak menghasilkan kebaikan. Malah sebaliknya.
Naskah NYT itu ditulis Prof Christine Porath, guru besar psikologi di Sekolah Bisnis McDonough, Universitas Georgetown, Amerika Serikat (AS). Dia gemar melakukan riset konflik bos dan bawahan.
BACA JUGA:Saksi Alibi Pembunuhan Subang
BACA JUGA:Motif Pembunuhan Subang