Menariknya, pengguna Starline juga melaporkan tingkat kelelahan rapat berbasis video yang lebih rendah. Bahkan, mereka menunjukkan respons yang lebih cepat dalam tugas-tugas kognitif setelah menggunakan platform ini.
BACA JUGA: Deepseek, Asisten AI Buatan Tiongkok yang Ancam ChatGPT
BACA JUGA: AI DeepSeek Geser ChatGPT, Inovasi Tiongkok yang Menuai Pro dan Kontra!
Seolah ingin menegaskan bahwa teknologi ini bukan sekadar gimmick, Google dan HP terus mengembangkannya agar lebih luas digunakan. Salah satu tantangan utama adalah membuat Starline lebih terjangkau dan dapat digunakan di berbagai perangkat.
“Kami sangat bersemangat untuk membuat teknologi ini lebih mudah diakses, lebih banyak perangkat yang kompatibel, serta harga yang lebih terjangkau,” kata Shull.
Google dan HP bukan satu-satunya perusahaan yang berlomba menghadirkan pengalaman komunikasi virtual yang lebih mendalam. Cisco Systems, misalnya, telah mengembangkan platform yang memungkinkan video 3D dari ruang konferensi ditransmisikan ke pengguna yang memakai headset Apple Vision Pro.
BACA JUGA: Ikuti Jejak Google, Apple Ubah Nama Teluk Meksiko jadi Teluk Amerika
Jeetu Patel, Wakil Presiden Eksekutif dan Chief Product Officer Cisco, mengatakan bahwa kombinasi antara teknologi dan budaya akan membuka banyak peluang baru bagi dunia kerja hybrid dan jarak jauh.
Teknologi seperti ini tidak hanya berfungsi untuk pertemuan bisnis, tetapi juga bisa digunakan dalam berbagai bidang, termasuk rekrutmen hingga konseling kesehatan mental. Dengan peningkatan interaksi yang lebih alami, pengalaman komunikasi virtual bisa menjadi lebih manusiawi dan tidak lagi terasa mekanis.
Saat ini, Starline masih terbatas pada komunikasi satu lawan satu. Namun, Google dan HP memiliki rencana untuk mengembangkannya menjadi pengalaman multi-pengguna yang lebih natural.
BACA JUGA: CISSRec Kritik Google Buntut Kesalahan Nilai Tukar USD dan Rupiah
“Kami sedang mengerjakan cara agar teknologi ini bisa mendukung percakapan tiga lawan tiga yang terasa alami,” ungkap Shull. Harapannya, teknologi ini tidak hanya tersedia bagi para eksekutif atau ruang rapat besar, tetapi juga dapat diakses oleh lebih banyak pengguna di masa mendatang.
Pertanyaan berikutnya adalah: kapan teknologi ini akan benar-benar masuk ke ruang kerja kita? Jawabannya masih bergantung pada seberapa cepat Starline dapat berkembang dan menjadi lebih terjangkau bagi khalayak luas.
Namun, satu hal yang pasti, komunikasi virtual sedang memasuki babak baru yang lebih imersif dan manusiawi. (*)