BACA JUGA:Rusia dan AS Sepakat Bentuk Tim Negosiasi untuk Akhiri Perang Ukraina
Trump menegaskan bahwa jika Rusia menolak kesepakatan, AS siap menjatuhkan sanksi ekonomi berat.
"Saya bisa melakukan hal-hal finansial yang sangat buruk bagi Rusia. Tapi saya ingin perdamaian, jadi saya harap itu tidak perlu," ujarnya dikutip dari AFP.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menambahkan bahwa Washington menginginkan kesepakatan gencatan senjata tanpa syarat dari Rusia.
BACA JUGA:Pasca Debat Panas dengan Zelensky, Trump Hentikan Bantuan Militer AS ke Ukraina
"Jika Rusia setuju tanpa syarat, itu kemajuan besar. Tapi jika tidak, itu akan menunjukkan niat asli mereka," kata Rubio dalam perjalanan menuju KTT G7 di Kanada, dikutip dari AFP.
Rubio dijadwalkan menyampaikan pembaruan terkait inisiatif perdamaian ini pada pertemuan G7 di Charlevoix, Kanada.
Sementara itu, menteri pertahanan dari Prancis, Inggris, Jerman, Italia, dan Polandia juga bertemu di Paris untuk membahas dukungan bagi Ukraina dan potensi gencatan senjata.
BACA JUGA:Trump Salahkan Zelenskyy atas Perang Ukraina, Dukung Tuntutan Rusia
Di medan perang, pasukan Ukraina dilaporkan terus kehilangan wilayah di bagian timur dan selatan, dengan delapan orang dilaporkan tewas pada Rabu.
Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan tampil di televisi Rusia saat mengunjungi pasukan di Kursk, wilayah yang menjadi garis depan pertempuran.
"Saya berharap semua tugas tempur yang dihadapi pasukan kita akan terpenuhi, dan wilayah Kursk segera dibebaskan sepenuhnya dari musuh," kata Putin.
BACA JUGA:Trump dan Putin Berbincang di Telepon, Sepakat Mulai Perundingan Damai Perang Rusia-Ukraina
Kepala Staf Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, mengatakan bahwa 430 tentara Ukraina telah ditangkap, sementara Putin menyebut mereka sebagai teroris.
Langkah diplomasi Amerika Serikat ini menjadi harapan baru untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Namun, jika Moskow menolak, ancaman sanksi besar dari AS bisa menjadi babak baru ketegangan internasional.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.