Restoran Suparnin di Nansha dan Menu Lokal Istimewa: Puisi dalam Bentuk Kuliner

Rabu 02-04-2025,11:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Di tengah dominasi restoran khas rumah pedesaan di Nansha, Suparnin hadir dengan konsep yang lebih modern dan inovatif. Liu, yang pernah bekerja di dapur berbintang Michelin di Amerika, kini memimpin tim berisi 14 koki muda. 

Dalam menyusun menu, Liu menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempelajari cita rasa khas Lingnan. Ia banyak belajar dari chef berbintang Michelin di Guangzhou, Hong Kong, dan Makau.

BACA JUGA:Tamer Hindie, Minuman Segar Khas Timur Tengah yang Mampu Menetralkan Kolesterol

"Ketika orang berbicara tentang seafood dari Laut Tiongkok Selatan, mereka hanya mengenal ikan croaker kuning. Padahal ada begitu banyak pilihan berkualitas tinggi lainnya," jelasnya. 

Pendekatannya terhadap bahan-bahan lokal bersifat transformatif. "Saya ingin memberikan identitas baru pada bahan-bahan itu. Yakni rasa yang belum pernah dibayangkan sebelumnya," tambahnya.

Salah satu ciri khas Liu adalah kemampuannya mengolah saus dengan teknik reduksi dan ekstraksi untuk memperkaya rasa. Saus-saus itu menjadi elemen utama dalam hidangan Suparnin.

BACA JUGA:Coffee Blonde, Paduan Bir dan Kopi Kintamani Kreasi Expat. Roaster dan Black Sand Brewery

Liu memiliki menu khusus yang menampilkan bahan-bahan terbaik dari Nansha. Hidangan seperti ayam bunga matahari, ikan sea bream kuning, dan udang kecil lokal mendapatkan sentuhan baru dengan saus khasnya.

Salah satu kreasi terbaiknya adalah Double Bay Flavor. Memadukan lobster Nansha dengan dua saus unik: saus kari khas Guangdong dan saus jus kale.

Kari memberikan rasa pedas manis. Sementara kale menghadirkan kesegaran herbal. Menciptakan keseimbangan rasa yang dinamis.

BACA JUGA:Resep Simpel Anak Kos: Pakcoy Bawang Putih Mudah dan Bahannya Ramah Kantong

Liu juga menyesuaikan bumbu agar sesuai dengan selera lokal. Untuk hidangan ikan sea bream kuning, ia menggunakan saus putih berbasis anggur Hakka. Sebagai pengganti anggur putih Prancis yang lebih tradisional.

Hidangan lain yang menarik perhatian adalah From Coastal to Basin, yang menampilkan ayam bunga matahari, ayam khas Lingnan yang diberi pakan biji dan daun bunga matahari. Ayam Lingnan memiliki kulit keemasan dan daging yang lembut. 

Liu menyajikannya dalam tiga gaya berbeda: ayam rebus khas Kanton dengan jahe pasir, ayam ala Shanghai dengan minyak daun bawang, dan ayam ala Sichuan yang dimasak lambat dengan cabai fermentasi untuk memberikan sedikit rasa pedas.

BACA JUGA:3 Kreasi Masakan Fusion, Padukan Rasa Nusantara dan Barat

Menurut kritikus kuliner Yan Tao, interpretasi Liu terhadap ayam bunga matahari menunjukkan presisi memasak ala Kanton. Sekaligus menawarkan kompleksitas rasa yang baru. "Hidangannya elegan tanpa berlebihan. Seperti puisi dalam bentuk kuliner," katanya.

Kategori :