Fakta-Fakta George Foreman, Legenda Tinju yang Meninggal di Usia 76 Tahun

Sabtu 22-03-2025,18:27 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco
Editor : Doan Widhiandono

Di Olimpiade Meksiko 1968, Foreman yang berusia 19 tahun meraih medali emas super berat.

Setelah kemenangannya, 10 hari setelah Tommie Smith dan John Carlos melakukan penghormatan Black Power di final lari 200m, Foreman mengibarkan bendera Amerika di atas ring.

Dengan tinggi 1,93 meter Big George, julukannya, lebih besar dan lebih kuat daripada petinju kelas berat terkemuka lainnya saat itu.

Ia dikenal lincah. Tapi punya pukulan sangat keras. Kekuatan pukulan itu tampak saat ia mengalahkan Joe Frazier dalam dua ronde pada 22 Januari 1973.

BACA JUGA:Petinju Imane Khelif Ternyata Bukan Transgender, Berikut Riwayat Masa Kecilnya

BACA JUGA:Chris John Cari Bakat Tinju Masa Depan Lewat Ring Tarkam, Kini Giliran Surabaya 

Dari Petinju Jadi Pendeta


George Foreman berubah haluan dari petinju menjadi pendeta -Instagram @biggeorgeforeman-

Foreman tak pernah terkalahkan selama 40 pertandingan profesional saat ia berjumpa Muhammad Ali pada Oktober 1974 di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo.

Bahkan, Foreman tak perlu berlatih fisik dengan keras karena sebelumnya ia memenangkan semua pertandingannya—kecuali tiga pertarungan—dengan knockout.

Namun, taktik "rope-a-dope" Ali membuat Foreman kelelahan dan kalah dalam delapan ronde. Lewat taktik itu, Ali terus menari-nari, menghindari pukulan Foreman, mengitari ring.

Kekalahan tersebut meruntuhkan aura intimidasi Foreman. Ia jadi enggak pede. 

"Saya tak bisa percaya saya kehilangan gelar juara dunia," katanya kemudian. "Itu adalah momen paling memalukan dalam hidup saya. Dari kebanggaan menjadi belas kasihan. Itu menghancurkan hidup saya," ujarnya.

Usahanya untuk merebut gelar lagi berakhir ketika ia kalah angka dari penantang Jimmy Young pada Maret 1977 di Puerto Rico.

Foreman jatuh sakit setelah pertandingan. Ia mengaku merasakan kehadiran Tuhan yang menyuruhnya mengubah hidupnya. Foreman pensiun di usia 28 tahun dan menjadi pendeta.

Ketika ia mengumumkan comeback 10 tahun kemudian, pada 1987, Foreman tampil dengan kepala botak yang dulunya. Tubuhnya juga gemuk. Karena itu, publik menganggapnya sebagai gimmick tinju.

Ia kemudian menulis bahwa ia membutuhkan uang untuk organisasi kepemudaan yang dikelolanya.

Kategori :