Dalam banyak kasus, kita lebih fokus terlihat baik daripada merasa benar-benar baik.
Hal itu menciptakan jarak emosional yang membuat kita sulit terhubung secara tulus.
BACA JUGA: Lirik dan Terjemahan Lagu Kiss of Life 'Get Loud,' Ajak Untuk Bebas Jadi Diri Sendiri
Teknologi juga menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, teknologi mempermudah komunikasi jarak jauh.
Namun di sisi lain, keintiman yang dibangun melalui tatap muka tidak tergantikan oleh emoji atau video call.
Banyak dari kita lebih sering terjebak dalam scrolling tanpa arah daripada benar-benar hadir dalam percakapan bermakna.
Kesepian tidak hanya berdampak pada kesehatan mental. Tetapi juga berpengaruh serius terhadap kesehatan fisik.
Studi dari Harvard University menunjukkan bahwa kesepian kronis dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, penyakit jantung, stroke, bahkan demensia seperti Alzheimer.
Individu yang merasa kesepian memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan fungsi kognitif serta gangguan kesehatan jantung. Dibandingkan mereka yang memiliki koneksi sosial yang baik.
BACA JUGA: Kenali Diri Sendiri Yuk, Apakah Anda Termasuk Tipe yang Punya Ambisi atau Egois?
Sejalan dengan temuan itu, World Health Organization (WHO) secara resmi menyebut kesepian sebagai ancaman kesehatan masyarakat yang serius.
Pada November 2023, WHO bahkan membentuk Komisi Koneksi Sosial sebagai upaya global untuk mengatasi krisis kesepian dan isolasi sosial.
Cara mengatasi rasa kesepian, terutama jika kita merasa sudah punya banyak teman
Pertama - mulailah dengan mengenali emosi sendiri. Jujurlah jika merasa kosong atau tidak terhubung, tanpa menyalahkan diri.
Kedua - cari dan bangun koneksi yang lebih dalam. Hubungan yang bermakna tidak harus banyak, tapi harus ada rasa saling percaya, didengar, dan diterima.
BACA JUGA: Mengapa Remaja Sekarang Rentan Kesepian?
Ketiga - kurangi ketergantungan pada media sosial sebagai satu-satunya bentuk koneksi. Alihkan waktu untuk pertemuan langsung, percakapan telepon, atau aktivitas bersama yang memicu interaksi nyata.