Marah yang Membutakan: Bunuh Tante karena Merasa Terkekang

Rabu 09-04-2025,07:33 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Aji: ”Luka korban terdapat di pelipis kiri dan kanan. Kemudian, di dahi kanan luka robek yang cukup besar. Kemudian, di wilayah dagu, mata terdapat memar. Kita selidiki, benarkah itu dilakukan dengan pukulan tangan kosong?”

Rezky dijerat Pasal 338 KUHP, pembunuhan. Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Berdasar data tersebut, tampak bahwa di usia segitu Rezky masih kuliah yang dibiayai korban. Ia tinggal di Bogor, kuliahnya di Jakarta. Berarti, setiap hari ia bebas bergaul dengan siapa saja. Pengakuan Rezky bahwa ia dikekang tidak logis.

Setelah membunuh, Rezky malah memamerkannya via chat grup WA teman-temannya, bahwa ia baru saja membunuh tantenya. Dipamerkan pula foto korban di situ. Ia juga menghubungi satpam kompleks rumah, memberitahukan hal yang sama.

Dari situ, kondisi psikologis Rezky tidak normal. Ia saat itu tidak mabuk alkohol atau narkoba. Polisi belum berniat memeriksakan kejiwaan Rezjy. Yang jelas, pada saat kejadian, ia sangat murka terhadap korban.

Kemarahan Rezky membutakannya pada jasa korban yang sudah mengasuh dan membiayai hidupnya selama 13 tahun terakhir ini. Apakah kemarahan bisa begitu dahsyat?

Pakar psikologi kemarahan Amerika Serikat (AS), William DeFoore, dalam bukunya yang berjudul Anger: Deal with It, Heal with It, Stop It from Killing You (1991) menyebutkan, kemarahan adalah ekspresi semua manusia sejak zaman purba hingga kini. Terjadi sejak manusia lahir sampai mati.

Pada awal kehidupan, bayi manusia berjuang melawan kekuatan yang menahan, baik itu manusia lain maupun selimut yang membatasi gerakan mereka. Ia berjuang agar terbebas dari kekangan.

Pada tahap berikutnya, anak bisa marah. Ia belajar bahwa tindakan tertentu, seperti memukul, memarahi, dan menjerit, cuma efektif terhadap orang, tetapi tidak terhadap benda. Maka, ia hanya memarahi orang di dekatnya.

Pada orang dewasa, respons marah kekanak-kanakan kadang-kadang masih muncul. Namun, kemarahan orang dewasa bisa berbahaya bagi orang yang dimarahi. Sebab, ia bisa menggunakan kekerasan fisik dari yang ringan sampai brutal.

DeFoore yang konsultan psikologi emosi berpraktik di Texas, AS, itu membagi kemarahan menjadi dua bagian. Kemarahan pasif dan agresif. Pada kemarahan agresif, ia membaginya jadi delapan bagian. Tetapi, bagian-bagian terpenting dari kemarahan agresif adalah sebagai berikut.

Penindasan. Misalnya, mengancam orang lain secara langsung, menganiaya, menghina, mendorong atau menyikut, menggunakan kekuasaan untuk menindas, berteriak, mengusir seseorang, mempermainkan kelemahan orang.

Perusakan. Seperti penghancuran benda, vandalisme, menyakiti binatang, kekerasan terhadap anak, penghancuran hubungan, mengemudi gegabah, penyalahgunaan zat terlarang.

Kemegahan. Contoh, pamer, menunjukkan rasa tidak percaya, tidak mendelegasikan, menjadi pecundang, ingin menjadi pusat perhatian sepanjang waktu, tidak mendengarkan, berbicara tanpa pertimbangan.

Perilaku mengambil risiko. Misalnya, berbicara terlalu cepat, berjalan terlalu cepat, mengemudi terlalu cepat, pengeluaran yang boros.

Ancaman. Menakut-nakuti orang dengan mengatakan bagaimana seseorang dapat menyakiti mereka, harta benda mereka atau prospek mereka, menuding, mengacungkan tangan, mengenakan pakaian atau simbol yang dikaitkan dengan perilaku kekerasan, membuntuti dari jarak dekat, membunyikan klakson mobil secara berlebihan, membanting pintu.

Kategori :