Rumah Gemah Ripah dan Upaya Menumbuhkan Budaya Apresiasi

Rabu 16-04-2025,12:30 WIB
Reporter : Gunawan Muhamad
Editor : Heti Palestina Yunani

Keseriusan RGR dalam mengurus lisensi yang awalnya hanya untuk band yang akan tampil di pentas pun mendapat banyak perhatian dari khalayak, dan pada 2023 unit lisensi bertransformasi menjadi record label dan publisher bernama Bojakrama Press.

BACA JUGA: Kemenkum Jatim dan Ditjen PP Gelar Audiensi Evaluasi dan Harmonisasi Perda

Dengan kendaraan baru, dan keuangan yang lebih sehat dari sebelumnya, RGR berkomitmen akan membuat pentas dengan skala ‘sedikit lebih besar’.


Januari lalu, Rumah Gemah Ripah mempersembahkan pentas musik yang dihadiri beberapa band hard core. -@rumahgemahripah-Instagram

Hadir dan eksisnya RGR seakan menjadi antitesis dari kondisi industri musik di Surabaya maupun nasional yang kebanyakan mengandalkan pendanaan dari pihak sponsorship dalam mengadakan pentas.

Membangun Budaya Kolektif

Sejak awal, RGR menyadari bahwa ada gap pemahaman antara promotor musik dengan para penggemar. Promotor seringkali menilai tarif tiket pentas di Indonesia masih ‘terlalu murah’ dan mustahil mencapai kemandirian dalam hal pendanaan, sedangkan hal tersebut masih sulit dipahami oleh para penggemar.

BACA JUGA: Peringatan Hari Musik Nasional, Ziarah Indonesia Raya di Makam W.R. Soepratman

Apa yang dilakukan RGR secara tidak langsung adalah upaya dalam membentuk kesadaran kolektif yang lebih berkelanjutan. Para penggemar secara tidak langsung akan terbiasa dengan tarif tiket yang ‘mahal’ dan dapat memahami bahwa angka-angka tersebut tidak turun dari ruang hampa.

Selalu ada perhitungan yang matang di balik tarif tiket tersebut: honor para penampil, biaya sewa tempat dan alat produksi, hingga perintilan-perintilan yang mendukung keberlangsungan pentas.

Kini, RGR dan para penggemar seperti tidak berjarak lagi. Mereka memiliki kesamaan dalam mengapresiasi musik dan seni pertunjukan. Selain itu, RGR juga membawa ide pentingnya berjejaring antarkolektif dan para penampil di tiap-tiap kota, bahkan hingga lintas negara.

BACA JUGA: Hari Musik Nasional 2025 Digelar 8-9 Maret 2025, Usung Tema Indonesia Mendoa

Berjejaring membuat permasalahan akan menjadi pembahasan bersama. Upaya saling bantu antar kolektif dapat menguatkan solidaritas dan sering kali membuka ruang-ruang kolaborasi yang baru.

RGR sendiri bukan kumpulan anak kemarin sore, mereka bukan tidak menarik di mata sponsor. Tak terhitung pula korporasi-korporasi merayu mereka untuk bekerja sama.

Bermitra dengan Penggemar

Di masa para promotor berlomba-lomba mencari sponsorship kesana kemari RGR tetap anteng dengan jalannya sendiri. Bayangkan saja, dengan bermodal uang uang parkir di lokasi pentas, Anda bisa menikmati pentas musik megah, dengan penampil yang banyak di tempat yang nyaman.

BACA JUGA: Line Up Head In The Clouds 2025: Merayakan Musik dan Budaya dengan Musisi Terbaik

Hal itu terjadi karena kontribusi dana sponsor mampu memberikan subsidi pada seluruh biaya produksi pentas. Hal ini tentu kontras dengan yang dilakukan RGR selama ini yang memiliki pertimbangan berbeda dalam urusan pendanaan pentas.

Kategori :