Perayaan Kupatan di Sukolilo Baru: Warga Tak akan Pulang sebelum Makanan Ludes

Rabu 09-04-2025,19:30 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Heti Palestina Yunani

Seluruh warga Sukolilo dengan inisiatif sendiri dan secara sukarela menyediakan makanan gratis untuk acara Kupatan. Peserta yang datang untuk ikut makan gratis tidak hanya warga Sukolilo saja, tetapi ada warga Surabaya lainnya yang turut berpartisipasi dalam acara itu.

BACA JUGA: Tingkatkan Pendapatan Nelayan, Pemkot Surabaya BantuAlat Tangkap Ikan di Kenjeran dan Tambak Wedi

Ada pula orang-orang yang kebetulan lewat Jalan Sukolilo pun juga tertarik untuk bergabung dalam tradisi Kupatan dengan makan gratis. Bahkan, ada sebagian orang yang menanyakan acara itu dari satu sampai dua hari sebelumnya. 

Tradisi Kupatan itu, semakin ramai peserta tiap tahunnya. Persiapan acara kupatan dilakukan 2-5 hari sebelumnya. Ada banyak meja yang penuh dengan makanan dan minuman berderet di sepanjang jalan. Deretan itu panjangnya kurang lebih 300 meter. 

Acara mulai pukul 15.30 WIB dan biasanya selesai begitu seluruh makanan habis. Perayaan ini menarik perhatian banyak orang. Sehingga, membuat sebagian orang rela datang beberapa jam sebelum acara dimulai karena takut tidak kebagian makanan gratis.

BACA JUGA: Luluk ke Kenjeran, Soroti PSN yang Mengancam Nelayan


Antusias masyarakat dalam perayaan Kupatan di Sukolio Baru Surabaya. Tersedia berbagai macam makanan tradisional.-- Hadi Siswanto

Dalam acara Kupatan tersebut, pasti ada ketupat yang disajikan bersama lontong balap, kupang, dan sayur lodeh. Karena mayoritas penduduk Sukolilo berprofesi sebagai nelayan, ada makanan yang berasal dari hasil tangkapan laut.

Salah satunya adalah lodeh yang berisi kepiting. Biasanya disajikan bersama dengan ikan asin.  Ada juga urap-urap yang berisi sayuran yang dicampur dengan parutan kelapa dan ikan teri yang gurih.

Tak hanya itu, ada berbagai minuman segar dan jajanan pasar yang turut menghiasi meja selama tradisi Kupatan berlangsung. Tradisi Kupatan itu sangat ramai pengunjung.

BACA JUGA: DPR Desak KKP Ungkap Dalang Pembangunan Pagar Laut: Sebagai Bapak Para Nelayan!

Seluruh makanan dan minuman gratis telah ludes dalam waktu sekitar 2 jam saja. Acara berakhir sekitar menjelang Maghrib. Menurut Hadi Siswanto, banyak orang yang datang untuk makan gratis sambil membawa nampan besar. Ada pula yang mengajak anggota keluarga lainnya.

“Seharusnya, para peserta tidak perlu membawa wadah seperti nampan besar karena kasihan peserta yang lain jadi tidak kebagian. Sebenarnya, cukup datang dan mengambil makanan saja. Tidak perlu nampan besar,’’ kata pria berusia 49 tahun itu.

Ketika tradisi Kupatan berlangsung, jalan Sukolilo akan ditutup. Karena semua orang akan ikut makan bersama. Tradisi Kupatan tak hanya dihadiri oleh warga setempat, tetapi ada sekumpulan RT, RW, Camat, dan Lurah. 

BACA JUGA: Nelayan Keputih Tolak Audiensi AMDAL Reklamasi Kenjeran: Tidak Ada Manfaatnya untuk Kami

Para warga yang menyediakan makanan gratis tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin. Sebab, hasil tangkapan laut tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin. Tetapi, peserta yang ikut makan gratis semakin bertambah tiap tahunnya. 

Kategori :