Warga Kristen Palestina Rayakan Paskah Dengan Perasaan Was Was

Kamis 17-04-2025,19:52 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Warga kota kecil Zababdeh di Tepi Barat Palestina, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen merayakan Paskah 2025 dengan kecemasan, meski seharusnya hari raya ini membawa sukacita. 

Ketegangan yang meningkat akibat operasi militer Israel yang intens di wilayah sekitar perbatasan tepi barat membuat kehidupan warga tak lagi tenang. 

Suara jet tempur kerap membelah langit dan adanya pos pemeriksaan militer mempersempit ruang gerak warga.

BACA JUGA:Mengenal Kamis Putih, Rangkaian Pra-Paskah Mengenang Peristiwa Penjamuan Terakhir

Perayaan Paskah yang jatuh serentak pada Minggu, 20 April 2025, untuk semua aliran utama Kristen di kota tersebut seperti Katolik, Ortodoks, dan Anglikan harus dijalani dengan rasa takut. 

Bahkan, puluhan keluarga dari kota terdekat Jenin mencari perlindungan di Zababdeh dari operasi militer Israel yang terus-menerus menghancurkan kota dan kamp pengungsi.

Janet Ghanam, warga berusia 57 tahun, mengatakan bahwa ketakutan kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. 

BACA JUGA:Tradisi - Tradisi Sebelum Perayaan Paskah dari Berbagai Belahan Dunia

Seorang Diakon Anglikan, Saleem Kasabreh juga menambahkan bahwa banyak orang mulai mempertanyakan masa depan mereka, khawatir rumah mereka akan diambil alih atau bahkan dibom.

Wali Kota Ghassan Daibes menyuarakan kekhawatiran atas menyusutnya populasi Kristen di Palestina. Jika dahulu mencapai 30 persen, kini umat Kristen hanya tersisa kurang dari satu persen. 

Dalam keluarganya sendiri, tiga saudaranya telah memilih pindah ke luar negeri demi keamanan dan masa depan yang lebih baik.

BACA JUGA:6 Hal yang Perlu Dihindari Saat Paskah


Seorang jemaat Kristen berjalan melewati Gereja Anglikan di kota Zababdeh, Palestina. Warga Zababdeh merayakan Paskah 2025 dengan kecemasan akibat konflik yang masih berlanjut.--John WESSELS / AFP

Meski situasi tidak menentu, umat tetap menjalankan tradisi keagamaan mereka. Warga membuat kue kurma dan menyiapkan parade pramuka sebagai bagian dari perayaan. 

Seorang Pastor Katolik, Elias Tabban menegaskan bahwa justru di masa sulit, iman para umat akan menjadi lebih kuat.

Kategori :