Tradisi - Tradisi Sebelum Perayaan Paskah dari Berbagai Belahan Dunia

Ini dia lima tradisi unik dari berbagai penjuru dunia. --The Dialy Telegraph
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Berbagai negara di dunia memiliki tradisinya sendiri untuk menyambuh perayaan paskah. Semua memiliki ciri khas sesuai dengan daerah dan kebudayaan masing-masing.
Ada yang merayakan dengan prosesi berjalan tanpa alas kaki di jalan berbatu sambil memikul salib kayu. Ada juga yang merayakan dengan anak-anak yang bermain sambil memukul-mukul pot tanah liat hingga pecah. Tapi semua ini punya satu kesamaan, yakni memaknai penderitaan, penantian, dan pengorbanan Yesus Kristus sang juru selamat.
Paskah dalam iman Kristen dan Katolik bukan hanya tentang kebangkitan Kristus. Tetapi juga tentang bagaimana seseorang menapaki jalan sunyi menuju kebangkitan itu. Jalan salibnya dimulai jauh hari, dalam masa yang disebut Pra-Paskah atau Lent.
Setiap negara punya cara berbeda dalam menyambut Paskah. Ada yang penuh hening, ada yang riuh warna. Berikut ini lima tradisi pra-Paskah dari seluruh dunia yang tidak hanya unik, tapi juga kaya makna.
BACA JUGA:Visualisasi Jalan Salib di SMAK Santa Maria, Cara Siswa Songsong Paskah
BACA JUGA:6 Hal yang Perlu Dihindari Saat Paskah
1. Semana Santa – Spanyol
Kegiatan Semana Santa yang dilakukan untuk menyambut paskah di Spanyol. --istockphoto
Jika ingin melihat bagaimana kemegahan dan kesakralan bisa berpadu dalam satu panggung besar, datanglah ke Sevilla saat Semana Santa. Dalam bahasa Spanyol, itu berarti “Pekan Suci”. Tapi bagi warga Spanyol, ini bukan sekadar pekan hening—melainkan pementasan spiritual yang menyentuh jiwa.
Sejak abad ke-16, masyarakat Katolik di Spanyol menggelar prosesi besar selama seminggu penuh menjelang Paskah. Mereka mengenakan pakaian tradisional yang disebut nazarenos—berjubah panjang, bertudung tinggi seperti kerucut. Mereka berbaris dalam diam, membawa lilin, salib, dan patung Yesus serta Maria yang diletakkan di atas tandu raksasa, disebut pasos.
Ratusan orang turut serta. Bahkan ada yang bertelanjang kaki, sebagai bentuk tobat atau syukur. Di tengah gemerlap kota tua Sevilla, langkah mereka seperti detak waktu menuju Jumat Agung.
BACA JUGA:Pemerintah Tetapkan Libur Nasional Paskah 2025 pada 20 April 2025
BACA JUGA:Peringatan Paskah, UPH Kampus Surabaya Periksa Kesehatan Gratis kepada Masyarakat
2. Mardi Gras – New Orleans, Amerika Serikat
Mardi Gras, festival yang ramai untuk menyambut paskah. --Reader Digest
Kalau Spanyol menghadapinya dengan khidmat, warga New Orleans memilih cara yang lebih riuh: berpesta sebelum berpantang.
Mardi Gras, yang dalam bahasa Prancis berarti “Selasa Gemuk”, adalah hari terakhir sebelum masa Prapaskah dimulai. Ia dirayakan sehari sebelum Rabu Abu. Filosofinya sederhana: sebelum kita menjalani masa tobat dan puasa, mari rayakan hidup dan kebebasan.
Di New Orleans, Mardi Gras adalah pesta besar tahunan. Ada parade, musik jazz jalanan, topeng warna-warni, dan kalung manik-manik yang dilempar dari atas kereta hias. Semua orang turun ke jalan, berdansa, tertawa, dan makan dengan bebas.
Namun di balik keriuhan itu, Mardi Gras tetap berakar pada tradisi Kristen. Ia menjadi semacam penyorakan terakhir sebelum masa penuh penyangkalan dimulai.
BACA JUGA:7 Makanan Khas Paskah dan Makna di Baliknya
BACA JUGA:Happy Easter! Ini Makna dan Alasan Perayaan Paskah Identik dengan Telur
3. Moriones Festival – Filipina
Moriones Festival di Filiphina menggabungkan seni dan jalan salib. --traveltothephiliphines
Di provinsi Marinduque, Filipina, tradisi Paskah punya wajah yang sungguh dramatis. Namanya Moriones Festival—sebuah perayaan yang memadukan seni, drama dan pertobatan dalam satu panggung jalanan.
Yang paling mencolok adalah topeng-topeng besar yang dipakai oleh para laki-laki. Topeng itu menyerupai wajah serdadu Romawi, lengkap dengan baju zirah imitasi. Mereka disebut “Morion”.
Festival ini menceritakan ulang kisah Longinus, prajurit Romawi yang disebut-sebut menjadi saksi kematian Yesus dan kemudian bertobat. Para pemain Moriones akan berkeliaran di jalanan, memerankan adegan kejar-kejaran, penangkapan, dan penghakiman.
Namun festival ini bukan sekadar hiburan. Banyak yang melakoninya sebagai wujud tobat. Beberapa bahkan melakukan penitensya—menyakiti diri, berjalan kaki jauh, atau memikul salib sungguhan.
BACA JUGA:5 Film Tentang Yesus Kristus untuk Memperingati Jumat Agung dan Paskah
4. Quaresima dan Tradisi Abu – Italia
Tradisi merenung sebelum menyambut paskah di Italia. --hotelreligiost
Di negara "Tuan Rumah" Katolik ini, masa Pra-Paskah dimulai dengan sakralitas khas Eropa Latin: Quaresima. Berasal dari kata Latin quadragesima, artinya 40 hari. Itulah lamanya masa puasa dan pertobatan sebelum Paskah.
Di Italia, masa ini diawali dengan perayaan Rabu Abu yang khidmat. Umat berbondong ke gereja, lalu diberi abu di dahi mereka, dalam bentuk salib kecil. Imam akan berkata, “Ingatlah, kamu berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.”
Bukan hanya simbol abu yang dijaga. Di kota-kota kecil, seperti Assisi atau Siena, tradisi lokal menambah kekhusyukan. Ada yang menutup pintu toko lebih awal untuk memberi waktu warga merenung. Ada pula kelompok orkestra yang memainkan musik sedih di alun-alun sebagai pengiring doa publik.
Puasa di Italia juga punya tradisi kuliner tersendiri. Banyak keluarga mengganti makanan berat dengan sup sayur dan roti keras. Makanan bukan hanya soal perut, tapi juga cara menyucikan hati.
BACA JUGA:Persiapan Paskah Paroki Hati Kudus Yesus, Gongnya di Teater Penyaliban Yesus saat Jumat Agung
BACA JUGA:Misa Minggu Palma, Umat Katolik Awali Pekan Suci Menjelang Paskah
5. Rozbijanie Garnków – Polandia
Festival paskah di Polandia. --TripSavy
Di Krakow, sebuah kota kecil di Polandia Selatan, ada tradisi yang cukup unik menjelang Paskah: memecahkan pot tanah liat. Namanya Rozbijanie Garnków. Secara harfiah berarti “penghancuran pot”.
Tradisi ini berlangsung pada hari Rabu terakhir sebelum Paskah. Warga lokal menyebutnya “Rabu Jahat” (Zły Środa). Masyarakat—terutama anak-anak dan remaja—akan membawa pot-pot kecil berisi air atau abu, lalu memecahkannya di jalan, kadang sambil mengejar orang-orang sekitar yang sedang lewat.
Penghancuran pot disebut sebagai simbol pembersihan. Pot yang pecah mewakili dibuangnya dosa. Sementara abu atau air melambangkan penyucian diri menjelang Paskah.
Dari Sevilla sampai Marinduque, dari Mardi Gras hingga pot yang pecah, semua tradisi ini mungkin tampak berbeda. Namun berbagai tradisi ini memiliki makna yang sama, yakni persiapan jiwa menuju pekan suci.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: