Meskipun bisa melakukan segalanya sendirian, namun seorang hyper independence harus bisa menerima bantuan sebagai bentuk keberanian. --Pinterest
Pada intinya, hyper independence bukan sekadar soal keinginan menjadi mandiri, melainkan refleksi dari luka batin yang belum sembuh. Seseorang tidak tiba-tiba menjadi sangat mandiri tanpa alasan. Ada cerita, pengalaman, dan mekanisme bertahan hidup yang membentuk perilaku tersebut.
Memahami akar dari hyper independence penting untuk membangun kembali hubungan yang lebih sehat, baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Karena pada akhirnya, meskipun bisa melakukan segalanya sendirian, namun menerima bantuan dan berbagi beban merupakan bentuk keberanian. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Trunojoyo Madura