HARIAN DISWAY — Penyelidikan kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo telah memasuki tahap akhir.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, menyatakan proses penyidikan kini telah rampung 90 persen dan tinggal menunggu hasil uji laboratorium.
"Kami tindaklanjuti sekitar satu bulan ini, mungkin secepatnya kami akan berupaya memberikan kepastian. Kalau presentasinya penyidikan kita sudah 90 persen dan 10 persennya adalah uji lab," ujar Djuhandhani di Polresta Solo pada Kamis, 8 Mei 2025.
Djuhandhani mengatakan bahwa proses uji laboratorium menjadi penentu dalam kasus tersebut.
BACA JUGA:Roy Suryo Dilaporkan ke Polisi Buntut Pertanyakan Keaslian Ijazah Jokowi
BACA JUGA:Jokowi Akan Laporkan 4 Orang ke Polisi Soal Tuduhan Ijazah Palsu
Ia menegaskan, meskipun penyidikan sudah mendekati rampung, namun hasil akhir masih menunggu kecocokan data dari pengujian ilmiah.
"Dalam proses uji laboratorium, presentasi 90 persen tersebut bisa saja gugur jika 10 persen lagi tidak identik," jelasnya.
Pengujian forensik itu mencakup verifikasi foto, dokumen, serta lembaran-lembaran yang didalilkan oleh pihak pengadu sebagai bukti adanya dugaan pemalsuan.
Semua unsur tersebut kini tengah diperiksa secara teliti oleh laboratorium forensik (labfor) Polri.
BACA JUGA:Demokrasi di Persimpangan: Prabowo, Jokowi, dan Masa Depan Politik Indonesia Pascatransisi Kekuasaan
"Kita uji semua, jadi waktunya juga cukup menguras tenaga. Tapi kembali lagi, saat ini kita sudah sampai pada tahap pengujian secara saintifik terkait ijazah," ujarnya.
Meski prosesnya memakan waktu, Djuhandhani memastikan bahwa kepolisian berkomitmen menyampaikan hasil penyelidikan ini kepada publik dalam waktu dekat.
"Saya tetap meminta pada kalabfor untuk bisa secepatnya dengan pengujian yang profesional. Saya yakin labfor kita adalah labfor yang diakui oleh internasional," katanya optimistis.
Sebagai bagian dari proses pembuktian, sampel pembanding yang digunakan berasal dari dokumen-dokumen ijazah milik teman-teman seangkatan Jokowi saat menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di jenjang perguruan tinggi.