Dari situlah petugas mendapat petunjuk. Bahwa Fadil merupakan rombongan jamaah dari Hotel 130 di wilayah Syisyah. Akhirnya, Fadil diantarkan menuju Bus Shalawat Syib Amir 8 bersama rombongan petugas.
“Jamaah diberi kartu nomor rute masing-masing. Jadi tidak bingung, tinggal mencocokkan dengan nomor busnya,” ujar Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi Makkah Mujib Roni saat meninjau Terminal Syib Amir, kemarin.
Anda sudah tahu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiagakan 27 rute bus shalawat yang beroperasi tanpa henti.
BACA JUGA:Sweeping Sunyi Petugas Haji di Madinah, Demi Barang Jamaah agar Tak Hilang
Bus Shalawat itu tentu untuk melayani mobilitas 203.320 jamaah haji reguler Indonesia dari 205 hotel di wilayah Syisyah, Raudlah, Jarwal, dan Misfalah langsung ke Masjidilharam.
Armada itu menjadi “urat nadi” mobilitas jemaah sejak kedatangan kloter pertama di Tanah Suci. "Setiap sekitar 400 – 450 jemaah, kita siapkan 1 bus shalawat," kata Mujib.
Bus Shalawat beroperasi 24 jam dan dipandu oleh driver serta petugas. Baik di halte maupun di terminal.
Semua bus menuju tiga terminal terdekat Masjidil Haram. Yakni Terminal Syib Amir yang melayani jamaah di kawasan Syisyah dan Raudlah; Jiad/Ajyad bagi jamaah Misfalah; dan Terminal Jabal Ka’bah yang melayani jemaah Jarwal.
“Jadi kalau misalkan jamaah yang datang ke Makkah berjumlah 4.000, maka kita siapkan 10 bus,” sambungnya.
PPIH pun menempatkan 95 halte di titik terdekat hotel. Dua petugas berjaga di tiap halte bergiliran setiap 12 jam untuk membantu jamaah naik dan turun.
BACA JUGA: Ini Panduan Naik Bus Shalawat Bagi Jamaah Haji Indonesia di Makkah
Mujib mengingatkan jamaah selalu membawa kartu bus untuk ditempel atau disimpan di tas kecil. Yakni agar petugas mudah mengarahkan ketika mereka lupa jalur pulang. “Jadi kalau dia rute 12 nanti akan dikasih kartu nomor 12.
Sehingga akan memudahkan jemaah dan dengan begitu diharapkan mereka tidak nyasar,” jelasnya. (*)