Perjalanan Dungeons & Dragons (DnD), Game Meja yang Mengubah RPG Modern

Kamis 15-05-2025,14:59 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY – Semua bermula dari ruang tamu. Sejumlah orang duduk melingkar, menatap peta, memegang karakter di kertas, lalu mengocok dadu. Tak ada layar, tak ada joystick.

Tapi kepala mereka dipenuhi naga, jebakan, kastil, dan medan pertempuran. Begitulah Dungeons & Dragons—atau lebih dikenal DnD—membawa para pemainnya menjelajah dunia yang tak terbatas.

Namun siapa sangka, permainan meja yang dulu dianggap milik "anak aneh” ini, justru menjadi pondasi dunia game RPG modern.

Bahkan video game, dari Final Fantasy hingga Elden Ring, tak bisa dilepaskan dari bayang-bayang DnD. Padahal, dulu banyak yang ingin DnD dilupakan. Bahkan, dimatikan.

DnD pertama kali dirilis tahun 1974 oleh Gary Gygax dan Dave Arneson, dua otak kreatif dari Amerika Serikat. Mereka awalnya pecinta wargame—game strategi miniatur seperti Chainmail, yang mensimulasikan pertempuran militer.

BACA JUGA:Sejarah MOBA, dari Mod Warcraft hingga Raja Mobile Gaming

BACA JUGA:Game RPG 'Metaphor: ReFantazio' Terjual 1 Juta Copy di Hari Pertama Rilis


Tampilan DnD klasik yang mengharuskan pemain mencatat berbagai hal untuk perkembangan karakternya. --geekster

Namun, Arneson punya ide gila: bagaimana jika pemain tidak hanya mengendalikan pasukan, tapi satu karakter?

Dan bukannya perang besar, misinya adalah menjelajah ruang bawah tanah, menghadapi monster, menyelesaikan teka-teki, dan mencari harta?

Lahirlah Dungeons & Dragons—gabungan dari strategi, imajinasi, dan storytelling. Di sinilah muncul konsep baru: Game Master (GM), karakter class seperti Fighter dan Wizard, lembar karakter dengan atribut Strength, Dexterity, sampai Charisma, dan tentu saja, dadu bersisi banyak yang dikenal dengan D20.

DnD tidak punya pemenang tunggal. Tujuannya bukan menang, tapi bertahan hidup, berkembang, dan menciptakan kisah epik bersama. Dan itu yang membuatnya begitu berbeda.

Sejak rilisnya, DnD menyebar seperti virus imajinasi. Anak-anak kuliah dan geek sekolah menengah mulai berkumpul tiap akhir pekan untuk bermain. Buku rulebook mereka lusuh, penuh coretan. Tapi senyumnya tak pernah hilang.

BACA JUGA:Dapatkan Salah Satu Game RPG Terbaik dan Populer Ini dengan Diskon Besar di Steam!

BACA JUGA:Bosen Game MOBA dan RPG? Coba Main Wild Woods dari Octofox Games

Tahun demi tahun, edisi demi edisi bermunculan. Dari Advanced DnD (AD&D), edisi 2, 3, hingga kini 5e (5th Edition) yang lebih ramah pemula. Popularitasnya memang naik turun. Tapi pengaruhnya selalu terasa.

Dunia-dunia fantasi seperti Forgotten Realms, Greyhawk, dan Ravenloft menjadi latar bagi ratusan petualangan. Bahkan karakter seperti Drizzt Do'Urden dan Vecna kini jadi ikon pop culture yang dikenal lintas generasi. Tapi tak semua orang menyambutnya dengan tangan terbuka.

Pada 1980-an, DnD masuk ke dalam badai kontroversi besar di Amerika Serikat. Di masa itu, sedang marak kekhawatiran masyarakat terhadap hal-hal berbau okultisme dan satanisme. Dan DnD—dengan elemen sihir, iblis, dan dunia gelapnya—kena getahnya.

Orang tua, media, hingga kelompok keagamaan menyebut DnD sesat. Beberapa bahkan menuduhnya mendorong anak-anak bunuh diri dan menjadi penyembah setan. Serial 60 Minutes di TV AS bahkan menyiarkan laporan kontroversial tentang "bahaya" DnD.

BACA JUGA:Main Game Billiard Master Dapat Saldo DANA Gratis Rp 292.500, Baru Rilis di Google Play Store!

BACA JUGA:Cara Dapatkan Saldo DANA Rp 496.500 dari Main Game Sambil Maraton Drakor


Dulu, pemain DnD dianggap sebagai orang aneh serta pemuja setan. Padahal kenyataannya mereka hanya berimajinasi dengan kisah karakternya. --telegraph

Gary Gygax tentu membantah semua itu. Ia menganggap itu hanya permainan. Sama seperti membaca novel, tetapi pembaca yang menjadi tokohnya secara langsung, ungkap Gary dalam wawancara tahun 1985.

Namun, stigma terlanjur menyebar. Hingga 1990-an, bermain DnD sering dianggap aktivitas anak aneh, nyeleneh, bahkan pemujaan setan atau semacam kultus. Tak banyak yang tahu, justru dari sini muncul kemampuan kerja sama, berpikir kritis, dan bercerita yang luar biasa.

Saat komputer mulai masuk ke rumah-rumah, game pun ikut berubah. Tapi bekas jejak DnD tetap ada di mana-mana.

Game pertama yang mengadopsi mekanisme DnD adalah Ultima, Wizardry, hingga Baldur’s Gate—game yang secara harfiah memakai lisensi DnD. Di situ ada alignment atau sisi mana pemain memihak, serta status yang berperan dalam permainan seperti Constitution dan Intelligence, sistem leveling, bahkan dadu virtual.

BACA JUGA:Cara Mendapatkan Saldo DANA di Game XWorld, Ini Triknya!

BACA JUGA:Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis dari Game Fire King, Bisa Sambil Bersantai!


Baldur's Gate 3 merupakan salah satu game RPG modern yang terinspirasi oleh DnD. --Steam

Tanpa DnD, mungkin tak ada Final Fantasy, Skyrim, Mass Effect, atau Dragon Age. Konsep class, quest, party, dan experience point semuanya berasal dari meja DnD.

DnD adalah RPG dalam bentuk paling murni. Dan video game hanyalah perpanjangan tangan dari narasi dan aturan yang dulu hanya hidup di atas meja.

Kini, bahkan game open world seperti Zelda: Breath of the Wild atau Elden Ring menggunakan filosofi DnD: kamu bebas memilih jalanmu. Mau jadi pahlawan? Silakan. Mau jadi penjahat? Boleh juga.

Uniknya, di era digital sekarang, DnD malah kembali populer. Tapi bukan dari game digital. Melainkan lewat platform seperti YouTube dan Twitch.

BACA JUGA:Cara Hasilkan Saldo DANA Gratis Langsung Cair dari Game Tropical Crush

BACA JUGA:Cara Main Game Penghasil Saldo DANA Gratis Funny Screw dan Klaim Rp 497 Ribu

Acara Critical Role, misalnya, menampilkan para aktor suara profesional bermain DnD secara langsung. Mereka bukan hanya bermain, tapi berakting, bercerita, dan menciptakan drama yang membuat jutaan orang menonton.

Bahkan Netflix membuat serial Stranger Things menjadikan DnD sebagai bagian penting ceritanya. Di situlah kita mengenal monster Demogorgon, yang aslinya dari buku rule DnD.

Anak muda sekarang mulai bermain DnD bukan untuk menang, tapi untuk menciptakan kisah. Di era media sosial, momen-momen kocak dan epik saat bermain jadi konten viral. DnD yang dulu dianggap sesuatu yang aneh, kini dimainkan banyak orang.

Dungeons & Dragons bukan sekadar game. Ia adalah warisan budaya. Ia memperkenalkan dunia pada narasi interaktif, kebebasan pemain, dan makna kerja tim. Ia mengubah cara kita bermain, bercerita, bahkan berpikir.

Kalau hari ini kamu bisa memilih class dalam game, membuat build karakter, atau menyusun party dengan tank dan healer—semuanya karena DnD pernah ada. Dan masih ada. Sebuah permainan meja dengan peta, pensil, dan dadu. Yang nyatanya, bisa mengubah dunia. (*)

Kategori :