Tim Kesehatan PPIH Siagakan 28 Dokter Spesialis dan 90 Ton Obat untuk Jamaah Haji 2025

Selasa 20-05-2025,10:31 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mengoptimalkan layanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia yang saat ini menjalani ibadah di Tanah Suci. 

Hingga hari ke-18 operasional haji pada Senin, 19 Mei 2025, berbagai fasilitas dan tenaga medis telah disiagakan, termasuk pengiriman 90 ton obat-obatan serta penempatan 28 dokter spesialis di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah.

Upaya maksimal ini disampaikan oleh dr Mohammad Imran, MKM, selaku Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Arab Saudi dalam keterangannya di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah. 

BACA JUGA:AHES Surabaya Sudah Berangkatkan 36.845 Jamaah Haji, Temuan Barang Terlarang Minim

BACA JUGA:Satu Jamaah Haji Asal Surabaya Meninggal karena Derita Hipertensi, Dimakamkan di Madinah


Jamaah haji lansia difasilitasi kursi roda saat tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Minggu, 18 Mei 2025.PPIH siagakan 28 dokter spesialis dan 90 ton obat untuk layanan kesehatan optimal jamaah haji Indonesia di Tanah Suci tahun 2025.-Media Center Haji 2025-

Ia juga mengatakan bahwa setiap kloter jamaah haji Indonesia dilengkapi dengan dua petugas kesehatan, yaitu satu orang dokter dan satu orang perawat, yang siap memberikan layanan medis.

Obat-obatan untuk jamaah sudah disiapkan sebelum kloter pertama tiba di Madinah yang totalnya mencapai 90 ton, sebagian besar berupa cairan penanganan dehidrasi karena dehidrasi masih menjadi masalah kesehatan utama yang dihadapi jamaah haji.

Fasilitas layanan kesehatan Indonesia tersebar di tiga wilayah utama: Makkah, Madinah, dan Bandara Jeddah. 

BACA JUGA:ISPA Hingga Pneumonia Serang Jamaah Haji Indonesia, 1.100 Kasus Muncul, 22 Dirawat di RS Arab Saudi

Di Madinah dan Makkah, masing-masing tersedia satu Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), sedangkan di Bandara Jeddah tersedia pos layanan kesehatan serta ruang observasi khusus. 

Ruang observasi yang disewa setiap tahun ini digunakan untuk menangani jamaah dengan keluhan ringan sembari menunggu keberangkatan ke Makkah. Sementara itu, untuk kasus darurat, jamaah langsung dirujuk ke klinik bandara.

Layanan kesehatan di Madinah bahkan sudah dibuka lebih awal, yakni sebelum kedatangan jamaah, guna mengantisipasi berbagai kemungkinan gangguan kesehatan. 

BACA JUGA:Ulama dan Dokter Imbau Masyarakat Hentikan Stigma Jamaah Haji yang Alami Gangguan Kesehatan

Tahun ini, Pemerintah Arab Saudi juga menerapkan kebijakan baru terkait kerjasama pelayanan kesehatan. Setiap negara pengirim jamaah diwajibkan bermitra dengan penyedia layanan kesehatan lokal di Arab Saudi.

Kategori :