Puncak Haji Makin Dekat, Jamaah Haji Dibekali Manasik Armuzna agar

Rabu 21-05-2025,16:23 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

Setelah berniat, jamaah dianjurkan membaca talbiyah tiga kali dan diiringi dengan bacaan shalawat sesuai pilihan masing-masing. Seperti Shalawat Nariyah, Jibril, atau Ibrahimiyah.

Menurutnya, momen puncak haji di Armuzna harus dimanfaatkan dengan banyak doa dan zikir. “Doa kita di sini pasti mustajab, karena tempat ini mustajab. Perbanyak doa, jangan banyak mengeluh,” tegasnya.

BACA JUGA:Dehidrasi dan Kelelahan Picu Lonjakan Penyakit Kronis Jamaah Haji, Ini Imbauan Medisnya

Saat wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah, jamaah akan mendengarkan khotbah wukuf di tenda masing-masing. 

“Khotbah wukuf itu sunnah hukumnya. Kalau nggak ada yang khotbah, maka tetap sah. Setelah mendengar khotbah, kita perbanyak zikir dan doa,” ujarnya.

BACA JUGA:AHES Surabaya Sudah Berangkatkan 36.845 Jamaah Haji, Temuan Barang Terlarang Minim

Selanjutnya, jamaah akan menuju Muzdalifah untuk mengambil kerikil yang akan digunakan dalam prosesi lontar jumrah di Mina. 

“Kalau Nafar Awal bawa kerikil 49 biji, kalau Nafar Tsani 70 biji. Pilih kerikil jangan terlalu kecil dan besar,” katanya.

KH Abdul Malik menekankan makna spiritual dari lontar jumrah. Maknanya, jamaah haji diminta melempar semua sifat-sifat yang tak baik dalam diri. Jangan dibawa pulang lagi ke kampung halaman.

 

Ia juga menjelaskan proses tahallul setelah lontar jumrah Aqabah dan tahapan selanjutnya hingga rampungnya ibadah haji dengan thawaf ifadah dan tahallul tsani. 

“Setelah itu, kita bisa gunakan pakaian biasa. Pakaian ihramnya selesai. Maka rampunglah haji kita,” tutupnya.

Dengan bimbingan yang rinci dan disampaikan dengan gaya khas yang ringan namun sarat makna, KH Abdul Malik mengajak jamaah tidak hanya menjalani rangkaian ibadah secara fisik, tapi juga memaknainya sebagai transformasi spiritual yang mendalam. (*)

Kategori :