Open Class Gymnastik Ritmik dalam Surabaya Tourism Awards 2025, Dipandu Reghie Gymnastic

Jumat 30-05-2025,19:31 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Guruh Dimas Nugraha

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tubuh sehat, badan kuat. Dalam ajang Surabaya Tourism Awards (STA) 2025 pada hari pertama, 30 Mei 2025, di Atrium 1 Ciputra World Surabaya, berlangsung kelas Gymnastik Ritmik yang digelar oleh Reghie Gymnastic.

Dipandu oleh dua instruktur muda yang merupakan eks-atlet senam artistik, Musafira Okta Ghina dan Sarah Hasanah Delonix R., kelas itu diisi oleh lima peserta. Semuanya perempuan dengan beragam profesi. Mulai dari ibu rumah tangga, tenaga medis, hingga pekerja kantoran.

Pemanasan dimulai secara statik. “Dari punggung, tangan, lalu kaki… pelan-pelan saja,” ujar Ghina sambil memeragakan gerakan yang lumayan sulit.

BACA JUGA:Surabaya Tourism Awards 2025, Hari Pertama, Finalis Objek Wisata dan Hotel Tampilkan Produk Andalan

Di sampingnya, Sarah sesekali membetulkan posisi peserta yang kesulitan menirukan gerakan tersebut. Meskipun terlihat ringan, tapi cukup susah.


Reghie Gymnastic memandu gelaran Gymnastic Class yang diadakan untuk meramaikan STA 2025. -Alfi Kirom-HARIAN DISWAY

Rossi Askhan, seorang ibu rumah tangga yang baru pertama kali mencoba gymnastik ritmik, berusaha menekuk kakinya ke arah kepala. Menyerupai gerakan scorpion.

Belum maksimal. Dia sedikit kesulitan. Ghina lalu membantu. Perlahan tapi pasti, kaki Rossi dapat diposisikan hingga menyentuh kepala. Dia pun bergetar sambil sekali-dua kali mengerang. “Ini nih, akibat sudah lama enggak olahraga,” katanya, kemudian tertawa.

BACA JUGA:Talkshow bertajuk Sustainability dalam Hospitality di Surabaya Tourism Awards 2025, Paparkan Inovasi Ramah Lingkungan dari Tiga Hotel

Di sudut lain, Erawati, peserta yang berprofesi sebagai laborat dari RSAL Ramelan, tampak kesulitan dengan gerakan kayang. Dia sempat berkali-kali gagal. Namun, Sarah dengan telaten mendampingi.

“Santai saja. Lemaskan. Jangan tegang. Kita fokus ke bagian punggung dulu,” ujar Sarah. Setelah beberapa menit, gerakan itu berhasil dilakukan. Erawati pun semringah.

Gymnastik Ritmik kerap disalahpahami sebagai yoga atau pilates. Padahal berbeda. “Kalau pilates, wajib menggunakan alat. Sedangkan yoga lebih fokus ke meditasi dan olah napas,” jelas Ghina. Sarah menimpali, “Gymnastik ritmik lebih fokus pada kelenturan, keindahan gerak, dan kerap dipertandingkan.”

BACA JUGA:Datang dan Ramaikan, Surabaya Tourism Awards Dimulai pada 30 Mei hingga 1 Juni 2025 di Ciputra World Surabaya!

Dia pun menjelaskan bahwa dalam gymnastik ada tiga cabang besar: artistik, aerobik, dan ritmik. Masing-masing punya gaya dan tujuan.

“Artistik itu yang kerap dipertandingkan di Olimpiade. Menggunakan alat semacam palang. Kalau aerobik, lebih pada senam yang enerjik. Sedangkan ritmik, menggabungkan kelenturan, balet, dan koreografi,” ujar Ghina, yang kini fokus dalam bidang pembinaan melalui berbagai kelas terbuka.

Keduanya dulu adalah atlet gymnastik artistik. Setelah dewasa, mereka memilih ritmik sebagai medium berkarya dan berbagi. “Gymnastik ritmik lebih feminin dan bisa dilatih siapa saja. Enggak harus atlet,” kata Sarah.

BACA JUGA:Surabaya Tourism Awards 2025, Menilik Persiapan Para Juara Bertahan

Di kelas itu, semua peserta merasakan efek positif pada tubuhnya. Lebih bugar, lebih lentur, dan tentu lebih sehat. Surabaya Tourism Awards 2025 tak hanya menyajikan beragam tenant kuliner dan produk-produk unggulan dari peserta. Tapi juga mengajak pengunjung untuk olahraga.

Jangan lewatkan ajang Surabaya Tourism Awards 2025. Ajang tersebut berlangsung pada 30 Mei hingga 1 Juni 2025. (*)

Kategori :