Keberhasilan ini, menurut Nasaruddin, menjadi pelajaran penting. Ia menekankan pentingnya kesiapan dalam menghadapi sistem layanan haji yang tidak lagi bersifat tunggal.
Dalam hal ini, kolaborasi antarpetugas menjadi faktor kunci. Ia menggarisbawahi bahwa kerja sama petugas dari Indonesia dan petugas yang sudah lama berada di Tanah Suci sangat membantu dalam memahami situasi di lapangan.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (14): Tim Mobile Crisis Rescue Disiapkan Layani Jamaah Haji di Mina
Sebelum memberikan pernyataan kepada media, Nasaruddin telah mengadakan rapat koordinasi internal dengan sejumlah pejabat. Mereka adalah orang-orang yang sudah lama bertugas di Arab Saudi.
Tujuan dari pertemuan itu adalah untuk memperoleh informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam mengenai kondisi di lapangan.
Selain mengapresiasi kerja keras petugas, Menag juga menyoroti peran media dalam menyampaikan informasi kepada publik.
BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (13): Wakaf Habib Bugak Mengalir selama 2 Abad
“Kami tidak ingin hanya yang baik-baik diberitakan. Justru kami berterima kasih atas perhatian media yang objektif. Kekurangan juga perlu diungkapkan agar bisa diperbaiki,” ujarnya.
Namun, Nasaruddin juga berharap agar media tidak melupakan capaian positif yang telah diraih. Ia menilai bahwa keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan haji bisa menjadi kebanggaan bagi jamaah dan masyarakat.
“Mohon disampaikan juga ke jamaah. Supaya ada rasa bangga juga sebagai warga negara Indonesia,” tegasnya.(*)
*)Mahasiswa Magang dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya