Eksploitasi Anak di Media Sosial, Ke Mana Mencari Bantuan?

Minggu 08-06-2025,14:30 WIB
Reporter : Angelica Sanjaya*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Perkembangan teknologi digital telah menghadirkan kemudahan komunikasi dan informasi, termasuk bagi anak-anak. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga menjadi lahan subur bagi praktik eksploitasi anak yang sering kali luput dari perhatian.

Paparan sejak dini terhadap internet tanpa pengawasan berakibat meningkatkan risiko anak menjadi korban berbagai bentuk kekerasan dan manipulasi daring.

Memahami Eksploitasi Anak di Ranah Digital

Eksploitasi anak merujuk pada pemanfaatan anak untuk keuntungan pribadi, baik secara ekonomi, seksual, maupun sosial.

Dalam konteks media sosial, bentuk eksploitasi meluas dari kejahatan seksual secara eksplisit hingga praktik terselubung seperti "sharenting" atau pembagian informasi pribadi anak secara berlebihan demi popularitas atau keuntungan finansial.

BACA JUGA: 5 Manfaat yang Bisa Diperoleh Anak Ketika Orang Tua Aktif Menjadi Teladan Dalam Literasi

Ragam Bentuk Eksploitasi Anak di Media Sosial

  • Cyberbullying: Perundungan melalui media digital yang merusak psikologis anak.
  • Online Grooming: Pendekatan pelaku untuk membangun hubungan dengan anak demi tujuan seksual.
  • Sextortion: Pemerasan seksual setelah pelaku mendapatkan objek intim korban.
  • Penyebaran CSAM (Child Sexual Abuse Material): Produksi dan distribusi konten seksual anak.
  • Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA): Anak digunakan dalam prostitusi atau pornografi demi keuntungan.
  • Sharenting Berisiko: Orang tua tanpa sadar mengekspos kehidupan pribadi anak secara berlebihan.

BACA JUGA: Dampak Keluarga Broken Home terhadap Anak dan Strategi yang Dapat Dilakukan

Mengapa Anak Rentan Terkena Eksploitasi Digital?


Pengawasan orang tua saat anak menggunakan gawai sangat penting untuk mencegah risiko eksploitasi anak di media sosial. -Yuganov Konstantin-

Anak-anak rentan terkena eksploitasi di sosial media karena adanya keterbatasan pemahaman digital, keinginan akan validasi sosial, serta minimnya pengawasan orang tua. Di sisi lain, pelaku kejahatan memanfaatkan anonimitas, taktik manipulatif, dan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk mempermudah aksi mereka.

Dampak Eksploitasi Terhadap Anak

Eksploitasi pada anak dapat menimbulkan dampak serius, antara lain:

  • Psikologis: Trauma, kecemasan, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD).
  • Sosial: Isolasi, sulit membangun kepercayaan, dan risiko perilaku menyimpang.
  • Fisik: Cedera dan kehamilan tidak diinginkan.
  • Jejak Digital: Konten yang menyebar sulit dihapus.

Upaya Pencegahan dan Perlindungan

Peran Orang Tua:

  • Menjalin komunikasi terbuka dengan anak.

BACA JUGA: Ketimpangan Perlindungan Perempuan dan Pentingnya Edukasi Anak Laki-laki

  • Mengawasi aktivitas daring secara aktif.
  • Menggunakan fitur pengawasan (parental control).
  • Memberikan edukasi literasi digital dan batasan privasi.
  • Tidak mengekspos kehidupan pribadi anak secara berlebihan.

Peran Sekolah:

  • Mengintegrasikan kurikulum literasi digital.
  • Memberikan edukasi tentang etika digital dan bahaya online.

BACA JUGA:Dampak Kebiasaan Makan di Depan Layar Gadget terhadap Pola Hidup Sehari-hari

Peran Anak:

  • Menjaga informasi pribadi.
  • Menolak ajakan bertemu dengan orang asing daring.
  • Melaporkan perilaku mencurigakan kepada orang dewasa tepercaya.

Ke Mana Mencari Bantuan?

Lembaga-lembaga yang dapat dihubungi:

  • SAPA 129 (KemenPPPA): 129 / WA: 08111-129-129
  • KPAI: (021) 31901556 / WA: 0811-1002-7727
  • Rumah Faye, LPAI, P2TP2A
Kategori :