Perang Iran-Israel, Tanda Bahaya dari Timur Tengah

Sabtu 21-06-2025,23:20 WIB
Oleh: M. Arief Z. & Probo D.Y.*

BACA JUGA:Tenang, Amerika Serikat Tak Selalu Menang Perang

Yang lebih berbahaya dari semua ini: masing-masing merasa benar. Netanyahu mendapat dukungan domestik karena dianggap tegas. Ayatollah Khamenei justru melihat itu sebagai peluang menyatukan elite Iran yang mulai retak setelah krisis ekonomi. 

Ego nasionalisme menjadi bahan bakar baru di tengah perang saraf yang sudah terlalu lama dibiarkan mendidih.

DUNIA TIGA YANG MEMBARA

Konflik kali ini mengingatkan kita bahwa konstelasi yang ada di Timur Tengah (Timteng) belum kunjung selesai mengalami ketegangan. Dunia seolah sibuk dengan Ukraina dan Taiwan, tapi lupa bahwa kawasan Teluk tetap menjadi titik paling mudah menyulut perang global. 

BACA JUGA:Iran Serang Israel, Perang Dunia Ketiga di Depan Mata?

BACA JUGA:Perang Iran vs Israel dan Instabilitas Pasar Komoditas Dunia

Tidak hanya karena senjata, tetapi juga karena dampak domino yang ditimbulkan. Pasar minyak global bergejolak. JPMorgan memperingatkan bahwa harga minyak bisa melampaui USD 130 per barel jika konfrontasi tidak diredam.

Lebih jauh, dunia internasional terlihat lumpuh. PBB hanya bisa menyerukan deeskalasi tanpa langkah tegas. G-7 tak bisa satu suara. 

Sementara itu, negara-negara Teluk terbelah antara kecaman simbolis dan kepentingan dagang dengan Israel. Bahkan, sebagian memilih diam, menimbang kontrak keamanan yang lebih menguntungkan ketimbang solidaritas kawasan.

BACA JUGA:Pro-Israel

BACA JUGA:Bupati Panci Israel

Indonesia, bersama 22 negara lain, hanya menandatangani pernyataan bersama mengecam kekerasan. Tapi, apakah itu cukup? Apakah peran Indonesia sebatas ikut menandatangani tanpa inisiatif lain?

INDONESIA, JANGAN DIAM DI TENGAH KEGENTINGAN

Indonesia hari ini punya posisi strategis. Sebagai negara mayoritas muslim terbesar, anggota G-20, dan punya rekam jejak diplomasi bebas-aktif, Indonesia semestinya bisa lebih dari sekadar ikut tanda tangan. 

Kita bisa memelopori inisiatif kemanusiaan, mengajak negara global south bersatu menekan penghentian kekerasan. Kita juga bisa mendorong ASEAN untuk bersikap lebih konkret terhadap konflik yang mengancam stabilitas energi dan keamanan internasional itu.

Kategori :