Pro-Israel
llustrasi kelompok pro-Israel di Indonesia. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
PERANG Palestina vs Israel sampai ke Indonesia. Sabtu lalu kelompok pro-Israel dan pro-Palestina bentrok di Bitung, Sulawesi Utara. Satu orang jadi korban. Beruntung, itu segera bisa diredam sehingga eskalasinya tidak makin tinggi dan luas.
Munculnya kelompok yang terang-terangan mendukung Israel di Indonesia itu cukup menarik. Sebab, pemerintah secara resmi menilai Israel sebagai penjajah Palestina. Indonesia sangat mendukung kemerdekaan Palestina yang tanahnya banyak direbut Israel. Maka, dalam perang Gaza-Israel yang pecah sejak 7 Oktober lalu, sikap Indonesia tetap sama. Pro-Palestina.
BACA JUGA: Palestina, Satu-satunya Negara yang Masih Terjajah
Sikap pro-Israel itu muncul tentu bukan tiba-tiba. Dalam skala global, Israel memang terus menciptakan opini bahwa mereka adalah korban. Penguasa Gaza, Hamas, dicitrakan sebagai teroris yang mengancam Israel. Bahkan dunia. Dengan begitu, memerangi Hamas diopinikan sebagai pembelaan diri dan menumpas terorisme.
Bukan hanya itu. Mereka juga menyebar hoaks bahwa Gaza –salah satu wilayah otonomi Palestina selain Tepi Barat– adalah sarang teroris. Mereka mengebom rumah warga sipil, masjid, tempat pengungsian, bahkan rumah sakit dengan dalih tempat-tempat itu adalah persembunyian teroris.
BACA JUGA: Siapa Pengkhianat Bangsa Palestina?
Penciptaan opini seperti itu terus dilakukan. Yang terbaru, misalnya, Israel berhasil membangun opini bahwa mereka ”tak punya pilihan” selain menggempur Gaza dengan membabi buta. Itu setelah pemilik X –nama pengganti Twitter– Elon Musk diajak berkunjung ke Israel dan mengunjungi Kibbutz dan mengatakan ”sangat mengejutkan melihat lokasi pembantaian”.
Itu seakan-akan Israel adalah korban Hamas. Musk pun mengatakan akan mendukung Israel menghancurkan Gaza –yang dianggapnya sama dengan menghancurkan teroris.
BACA JUGA: Gaza Bukan Hiroshima
Dukungan itu akan langsung diwujudkannya dengan segera mengaktifkan jaringan internet melalui satelit Starlink yang hanya bisa diakses Israel. Tanpa seizin Israel, siapa pun tidak akan bisa mengakses internet. Itu berarti, internet yang jaringannya sudah hancur pasca digempur Israel tak lagi bisa diakses warga Palestina di Gaza.
Penciptaan opini bahwa Israel adalah korban, atau mereka menggempur Gaza untuk menumpas terorisme, terus dilakukan Israel. Dengan berbagai cara. Termasuk berbagai manipulasi. Yang belum lama tersebar, mereka menyebar foto tentara Israel sedang membantu warga tua Palestina dengan humanis. Ternyata warga Palestina tersebut pun dibantai setelah itu.
BACA JUGA: Yahudi Pesek
Mulai Berhasil di Indonesia
Hasil penciptaan opini bahwa Israel memerangi Palestina karena negeri itu sarang teroris tampaknya sudah mulai berhasil di Indonesia. Munculnya kelompok pro-Israel seperti di Bitung itu salah satu contoh saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: