5 Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi saat Mendaki Gunung dan Cara Mengatasinya

Selasa 01-07-2025,18:30 WIB
Reporter : Pingki Maharani*
Editor : Heti Palestina Yunani

2. Dehidrasi: Rasa Haus yang Tidak Terasa


Di udara dingin, mekanisme haus sering tidak terasa, padahal tubuh tetap kehilangan cairan melalui pernapasan dan keringat. --Freepik

Di udara dingin, mekanisme haus sering tidak terasa, padahal tubuh tetap kehilangan cairan melalui pernapasan dan keringat. Kurangnya asupan cairan memperberat kerja ginjal dan jantung, mempercepat kelelahan, serta menurunkan konsentrasi yang sangat dibutuhkan di jalur berbahaya.

Gejala: Mulut kering, pusing, denyut nadi meningkat, kulit kering, urine berwarna pekat, kram otot, hingga kelelahan berat. Jika dibiarkan, bisa menyebabkan heat exhaustion meskipun udara tidak panas.

BACA JUGA: 7 Tip Mendaki Gunung di Musim Hujan

Pencegahan dan Solusi: Minum air setiap 20–30 menit, bukan menunggu rasa haus muncul. Gunakan botol ukuran kecil untuk memantau konsumsi cairan. Campurkan oralit atau elektrolit bubuk ke dalam air untuk menghindari ketidakseimbangan ion tubuh. Hindari konsumsi kafein dan minuman berenergi yang bersifat diuretik.

3. Altitude Sickness: Tubuh Menolak Ketinggian

Altitude sickness atau penyakit ketinggian umumnya terjadi pada ketinggian di atas 2.500 mdpl. Ini terjadi karena tubuh belum beradaptasi dengan penurunan kadar oksigen di atmosfer. Banyak pendaki yang mengalami gejala ini karena terlalu cepat naik tanpa aklimatisasi.

Gejala: Sakit kepala berdenyut, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, insomnia, kelelahan luar biasa, sesak napas, dan denyut jantung meningkat.

BACA JUGA: Jadi Pengurus Baru FPTI, Rocky Gerung: Saya Sudah 50 Tahun Mendaki Gunung

Jika parah, dapat menyebabkan High Altitude Pulmonary Edema (HAPE) atau High Altitude Cerebral Edema (HACE) yang bisa berakibat fatal.

Pencegahan dan Solusi: Lakukan aklimatisasi dengan tidak langsung menuju puncak dalam satu hari. Naik perlahan dan beri jeda setiap 600–800 meter kenaikan. Tidur di ketinggian lebih rendah dari tempat tertinggi yang dicapai saat siang. Hindari aktivitas berat di hari pertama pendakian. Jika gejala muncul, segera turun ke ketinggian lebih rendah dan istirahat.

4. Cedera Otot dan Sendi: Akibat Langkah yang Salah

Gunung dengan jalur terjal, bebatuan licin, atau turunan curam meningkatkan risiko cedera. Lutut, pergelangan kaki, dan punggung menjadi bagian paling rawan, terlebih jika membawa beban berlebih.

BACA JUGA: Jadi Pengurus Baru FPTI, Rocky Gerung: Saya Sudah 50 Tahun Mendaki Gunung

Gejala: Rasa nyeri mendadak saat berjalan, bengkak, kesulitan menekuk atau meluruskan sendi, dan dalam beberapa kasus terdengar bunyi “krek”. Kram juga sering terjadi karena akumulasi kelelahan otot dan kurangnya pemanasan.

Kategori :