“Seolah Misri menjadi pelaku utama dalam kasus yang melibatkan dua pejabat Kepolisian NTB,” keluh Lita.
Lita merasa anaknya dikorbankan dalam peristiwa yang lebih besar dari yang terlihat.
BACA JUGA:Majelis Hakim Tegaskan, Pembunuhan Brigadir J Diawali Cerita Karangan Putri Chandrawati
Ya, beban hidup Misri memang cukup berat. Sejak ayahnya meninggal pada 2022, dia memikul tanggung jawab keluarga.
Lima adiknya masih sekolah, dan semuanya bergantung pada Misri. Kini, segalanya terhenti.
“Akibat kasus ini, adik-adiknya terganggu pendidikannya. Ada yang batal kuliah, yang paling kecil pun harus menunda masuk TK karena biaya,” ujar Lita.
BACA JUGA:Jelang Putusan Kasus Sambo, Keluarga Brigadir J Minta Putri Chandrawati Dihukum Lebih Berat
Pihak kuasa hukum pun tak tinggal diam. Mereka menekankan bahwa Misri tidak melihat langsung kejadian penganiayaan terhadap Brigadir MN, apalagi terlibat dalam aksi itu.
“Misri sempat masuk mandi dalam kamar mandi sekitar pukul 20.00 WITA selama lebih dari 20 menit,” kata Yan.
Dukungan pun datang dari berbagai pihak. Lembaga bantuan hukum seperti PBHM NTB, BKBH FHISIP UNRAM, dan LKBH FH UMMAT bersatu dalam Aliansi Reformasi Polri untuk Masyarakat NTB.
Mereka mendesak agar Misri dibebaskan atau setidaknya diproses secara adil.
Namun, misteri kasus ini belum selesai.
Ketua Harian Kompolnas Arief Wicaksono justru menyoroti hilangnya unsur narkoba dalam dakwaan.
Padahal, katanya, ada indikasi kuat bahwa narkotika terlibat dalam kasus tersebut.
BACA JUGA:Putri Chandrawati Merasa Difitnah Selingkuh dengan Brigadir J dan Kuat Maruf