Tak hanya simbol, Prabowo menyelipkan kisah pribadi soal komitmennya terhadap pelestarian gajah. Bagaimana dirinya menyumbangkan lahan konsesi hutan di Aceh untuk konservasi satwa besar tersebut.
BACA JUGA:PSI Back-to-Back Gagal ke Senayan, Ini Respons Kaesang Pangarep
Prabowo menceritakan bahwa suatu ketika ia didatangi utusan dari kelompok konservasi alam World Wildlife Fund (WWF), yang diketahui merupakan organisasi dengan pembina Raja Charles III.
Mereka mengetahui bahwa sebelum terjun ke dunia politik, Prabowo pernah menjadi pengusaha yang memiliki konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) di Takengon, Aceh, seluas 98 ribu hektare.
WWF kemudian menanyakan kesediaannya untuk menyerahkan sebagian dari lahan tersebut—sebanyak 10 ribu hektare—untuk dijadikan kawasan perlindungan gajah.
BACA JUGA:Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih Besok, Yakin Bisa Entaskan Kemiskinan
Namun, Prabowo menyatakan menolak permintaan itu, bukan karena tidak setuju, tetapi karena ia justru menawarkan lebih: sebanyak 20 ribu hektare.
Kejutan tak berhenti di situ. Surat ucapan terima kasih dari Raja Inggris Charles III membuat Prabowo menaikkan komitmennya secara drastis.
"Begitu saya baca surat itu, saya sampaikan ke duta besar: memang dari konsesi yang saya kuasai saya serahkan 20 ribu hektare, tapi karena surat dari raja ini sekarang saya serahkan 90 ribu hektare untuk kawasan perlindungan,” ungkapnya.
BACA JUGA:Kopdes Merah Putih Akan Jadi Motor Penggerak Ekonomi Desa di Era Prabowo
Tepuk tangan kembali menggema. Tapi yang paling menarik adalah kelakar Prabowo di akhir soal hubungan pribadinya dengan PSI yang kini mengusung simbol gajah berkepala merah.
"Jadi saya terima kasih, saudara milih gajah sebagai simbol. Itu pun pinter. Jadi saya agak ada titik lemah kalau menghadapi PSI sekarang ini. Akalnya banyak rupanya PSI," selorohnya. (*)