Polwan Tersangka Bunuh Suami yang Polisi di Lombok: Butuh Transparansi Polisi

ILUSTRASI Polwan Tersangka Bunuh Suami yang Polisi di Lombok: Butuh Transparansi Polisi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Heboh pembunuhan Brigadir Esco Faska Relly, 29, di Lombok Barat, NTB, berlarut-larut. Jenazahnya ditemukan warga pada Minggu, 24 Agustus 2025. Lalu, Jumat, 19 September 2025, Polda NTB menetapkan istri Esco, Briptu Rizka, 28, sebagai tersangka. Namun, kronologi dan motif belum diungkap.
SPEKULASI publik via medsos pun bermunculan. Menduga-duga motif pembunuhan. Di era medsos sekarang, polisi dituntut publik bekerja cepat sekaligus tepat. Tidak bisa seperti era lama. Sebab, publik akan mengoceh di medsos.
Jika warganet mengoceh, sebagian ocehannya adalah hoaks. Warga Indonesia yang rata-rata lama sekolah (berdasar data Badan Pusat Statistik 2020) 8,7 tahun atau rata-rata setara putus sekolah di kelas III SMP bisa menerima hoaks sebagai kebenaran. Hal itu merugikan masyarakat secara keseluruhan.
BACA JUGA:Terungkap Kasus Pembunuhan Brigadir Esco di NTB, Istrinya Jadi Tersangka
BACA JUGA:Diduga Baby Blues, Polwan Tega Bakar Suami di Mojokerto, Ini Penjelasan Psikolog Maya Hugeng!
Di kasus pembunuhan Esco, bukan cuma publik yang menuntut. Kuasa hukum keluarga korban Brigadir Esco, Lalu Anton Hariawan, pun mendesak penyidik Polda NTB segera membuka motif pembunuhan. Biar jelas.
Lalu Anton kepada wartawan, Minggu, 21 September 2025: ”Kita minta motifnya dibuka. Jadi, sampai sekarang kami melihat pihak kepolisian masih agak tertutup. Yang diumumkan hanya penetapan tersangka yang disampaikan ke saya dan tim kuasa hukum.”
Konstruksi perkara demikian: Esco polisi anggota intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat. Rizka polwan anggota bhabinkamtibmas di Desa Lembar, Lombok Barat, yang juga akan berangkat tugas.
BACA JUGA:Upacara HUT Polwan di Puncak Gunung Pundak
BACA JUGA:Tasyakuran Hari Jadi ke-76 Polwan Bersama Kaum Difabel Probolinggo
Mereka dikaruniai dua anak: Laki-laki usia 7 tahun dan perempuan usia 2 tahun. Mereka mukim di Desa Jembatan Gantung Kecamatan Lembar, Lombok Barat.
Rabu pagi, 13 Agustus 2025, Esco berangkat dari rumah untuk berdinas. Ia pamit ke istri yang juga segera berangkat tugas.
Itulah akhir keterlihatan Esco hidup. Setelahnya, ia menghilang. Ponselnya tak bisa dihubungi. Pihak keluarga besar mencarinya.
Selasa, 19 Agustus 2025, ayahanda Esco, Samsul Herawadi, lapor ke polisi karena kehilangan orang (Esco). Anehnya, pelapor bukan istri Esco yang juga polwan. Pencarian pun dilakukan banyak orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: