BACA JUGA:Dian Suci Rahmawati, Menyuarakan Politik Tubuh dan Rumah Lewat Instalasi di ARTJOG 2025
BACA JUGA:Seni Jadi Amalan: Kilas Balik ARTJOG dari Surabaya ke Yogyakarta
Dalam dunia yang sibuk membangun yang baru, Begok justru mengajak kita menengok yang lama. Ia bilang, "Kalau semua diganti, kapan kita sempat mengenang?"
Maka wajar jika karyanya menyentuh banyak pengunjung. Anak-anak muda memotret dengan ponsel, kamera menyala, dan di sana—kata-kata muncul dari batu. Puisi dalam reruntuhan. Amalan dalam fragmen.
Begok Oner, lewat karya ini, bukan hanya sedang bicara tentang seni. Ia sedang menyusun ulang peta sejarah sosial kita—dengan pecahan, kilau cahaya, dan keberanian untuk tidak melupakan. Di ARTJOG, reruntuhan bukanlah akhir. Ia adalah pulang. (*)