Karena mayoritas pelaku usaha selama ini lebih fokus pada produksi dan kurang memperhatikan pemasaran serta legalitas.
BACA JUGA:Menteri ATR AHY Bakal Ikuti Ujian Terbuka Doktoral di Universitas Airlangga Surabaya Besok
“Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap UMKM desa bisa berkembang, masuk pasar yang lebih luas, dan meningkatkan pendapatan keluarga,” ujarnya.
Sesi pertama diisi oleh Atik Purmiyati, S.E., M.Si., Ph.D., yang membawakan materi tentang legalitas usaha. Para peserta diajarkan secara praktis membuat Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui sistem OSS daring.
Atik menegaskan bahwa legalitas merupakan fondasi penting bagi UMKM. “Legalitas bukan sekadar formalitas. Dengan NIB, usaha Anda diakui negara, dapat mengakses pembiayaan, ikut tender, hingga masuk ke pasar ritel modern,” jelasnya.
BACA JUGA:Pengukuhan Mahasiswa Baru Universitas Airlangga Program Magister dan Doktor
Selanjutnya, peserta mendapatkan pendampingan tentang inovasi olahan siwalan. Seperti gula semut siwalan, siwalan kering, sirup siwalan, hingga minuman siap saji dengan daya simpan lebih lama.
Diskusi yang dimoderatori oleh Prof. Dra. Ec. Dyah Wulan Sari, M.Ec.Dev., Ph.D., juga membahas teknik pengemasan ramah lingkungan, menjaga kualitas rasa, serta diferensiasi produk agar lebih kompetitif.
Pada sesi berikutnya, Prof. Dr. Tanti Handriana, S.E., M.Si., membawakan materi digitalisasi pemasaran. Para pelaku usaha diajarkan cara membangun identitas merek, memotret produk agar menarik, memanfaatkan media sosial, hingga menyusun strategi konten promosi.
BACA JUGA:ICAS Ke-13 di Universitas Airlangga Tinggalkan Kesan Positif yang Mendalam
“Di era digital, pasar tidak terbatas di Pasuruan. Dengan strategi tepat, produk siwalan bisa dikenal hingga mancanegara,” jelas Tanti.
Para pelaku UMKM tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Ririn Kumalasari, pelaku usaha legen siwalan, mengaku mendapat banyak pengetahuan baru.
Tim Universitas Airlangga melakukan pendampingan berkelanjutan bagi para pelaku usaha mikro. Terutama potensi siwalan di Gunungsari sangat besar jika dikelola dengan strategi tepat.-Universitas Airlangga-
“Selama ini saya hanya menjual legen di pasar desa. Sekarang saya tahu cara membuat kemasan menarik, memasarkan lewat media sosial, dan mengurus NIB. Harapan saya, produk ini bisa masuk ke toko oleh-oleh di kota,” ungkapnya.
BACA JUGA:Berbekal Pengalaman di Spanyol, Tim Universitas Airlangga Optimistis Raih Juara di KDMI 2024
Melalui program itu, Universitas Airlangga tidak hanya menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga hadir sebagai mitra strategis pembangunan desa.