Etika bisnis Madura membuktikan bahwa keuntungan tidak harus mengorbankan nilai. Dari tambak garam di Pamekasan hingga antrean panjang Bebek Sinjay, dari pedagang sapi hingga perajin keris, semuanya berangkat dari filosofi sederhana: kerja keras, keberanian, solidaritas, dan amanah.
Dalam era globalisasi, prinsip-prinsip itu bukan hanya milik Madura, melainkan juga inspirasi bagi bangsa Indonesia.
Jika setiap etnis menjaga kearifan lokalnya dan mengintegrasikannya dengan tuntutan modern, ekonomi Nusantara akan tumbuh tidak hanya kuat secara finansial, tetapi juga kokoh berakar secara moral dan budaya. (*)
*) Mochammad Rizaldy Insan Baihaqqy adalah dosen fakultas ekonomi dan manajemen serta praktisi keuangan | penggerak literasi ekonomi UMKM Budaya.-Dok Pribadi-