Mengenal Quiet Covering, Tren Menyembunyikan Identitas dalam Dunia Kerja

Rabu 01-10-2025,12:00 WIB
Reporter : Fitri Aprilia Alfina*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

BACA JUGA: Workcation dan Work-Life Integration: Gaya Hidup Baru yang Mencampur Liburan dan Kerja

Quiet Covering dan Gen Z 


Quiet covering banyak dilakukan oleg generasi muda, khususnya generasi Z--freepik.com

Walaupun dilakukan oleh atasan dan senior, fenomena itu ternyata paling banyak dilakukan oleh Generasi Z.

Studi menunjukkan, Gen Z dua kali lebih mungkin menyembunyikan identitasnya dibandingkan generasi Boomer. Bahkan, 56 persen dari mereka melakukan hal itu saat berbicara dengan HR  (Human Resources) . 

Aspek identitas yang biasanya disembunyikan oleh Gen Z adalah kondisi kesehatan mental, kebiasaan merawat diri, dan pengalaman masa lalu yang dianggap bisa menghambat karier. 

BACA JUGA:5 Kebiasaan Pagi Produktif sebelum Kerja Dimulai

Selain itu, menurut Tia Katz, pendiri Hu-X, sikap datar yang ditunjukkan Gen Z dalam lingkungan pekerjaan bukanlah bentuk ketidakpedulian. Melainkan bentuk strategi melindungi diri dari ancaman. 

"Apa yang tampak seperti ketidakpedulian sering kali termasuk bentuk perlindungan diri yang aktif dan terukur. Itu adalah batasan nonverbal. Diadaptasi untuk menghadapi lingkungan kerja yang menuntut," katanya.

"Kepercayaan diri, ketersediaan emosional, dan antusiasme terhadap budaya perusahaan dianggap sebagai metrik kinerja," tambahnya.

BACA JUGA:Kerja Santai tapi Produktif dengan Musik

Dampak Quiet Covering


Jika dilakukan secara berlebihan, quiet covering dapat berdampak buruk bagi kesehatan maupun kualitas kinerja--freepik.com

Meskipun quiet covering dilakukan sebagai strategi bertahan hidup di lingkungan kerja, tetapi melakukan hal itu secara terus menerus dapat menyebabkan dampak negatif. Seperti stres, kelelahan, putus asa, bahkan merusak kinerja. 

Menurut studi yang dilakukan oleh Hu-X x Hi-Bob, berikut beberapa konsekuensi akibat sering menyembunyikan identitas di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z:

  1. Menyebabkan stres sedang hingga berat (64%)
  2. Mengurangi produktivitas dan efisiensi (54%)
  3. Menghambat kemajuan karier (40%)
  4. Mengurangi keterlibatan (56%)
  5. Berdampak pada kehidupan di luar pekerjaan (43%)
  6. Membatasi kreativitas dan inovasi (56%)
  7. Menurunkan kinerja (47%)

BACA JUGA:The Ambition Paradox, Mindset Gen Z dalam Dunia Kerja

Dengan demikian, quiet covering merupakan cerminan dari tantangan yang dihadapi individu. Khususnya dalam menyeimbangkan aspek personal dan tuntutan profesionalisme.

Meskipun dianggap wajar, fenomena itu tetap memiliki dampak buruk jika dilakukan secara berlebihan. Sehingga penting bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Supaya setiap karyawan merasa dihargai. Tanpa perlu menyembunyikan jati dirinya. (*)

Kategori :