Jadi Juara 3, Tim SMA Nurul Jadid 2 Putra Sempat Pesimistis Hadapi Tim Satu Sekolah di Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025

Kamis 09-10-2025,09:43 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Tema Dakwah Islam melalui Artificial Intelligence (AI) Rawan Dipengaruhi Bias Ideologi Pencipta AI memicu perdebatan seru di panggung Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025 pada Minggu, 5 Oktober 2025.

Menariknya, dua tim yang beradu argumentasi sama-sama dari SMA Nurul Jadid Probolinggo. Nicky Dirga Ibrahim, Muhammad Arif Nanda Aditya, dan Manggali Attalahbahy Majid menjadi tim kontra. Mereka harus berhadapan dengan teman-teman satu sekolah di tim pro.

Guru Bahasa Mandarin yang sama dan jadwal latihan yang kurang lebih sama, membuat Nicky dan timnya tidak bisa mematok target terlalu tinggi.

Sebelum hasil diumumkan, Nicky dan dua temannya bahkan pesimistis akan meraih juara. Sebab, tim yang mereka hadapi di babak final itu punya kemampuan yang tidak lebih buruk dari ketiganya.

BACA JUGA:Lomba Debat Bahasa Mandarin Disway, Tim Majidiyah dan Nurul Jadid Berdebat Soal Kiai Harus Memahami AI

BACA JUGA:Lomba Debat Bahasa Mandarin, SMA Xin Zhong Kalahkan Nurul Jadid 3 dan Melangkah ke Final

Apalagi, mereka adalah teman-teman sendiri. Dan, mereka adalah perempuan. Hari itu, Nicky dan timnya berhadapan dengan Tim SMA Nurul Jadid 3 Putri. 

“AI itu buatan manusia, sehingga dapat dipengaruhi pemikiran manusia juga. Manusia memang seharusnya mengendalikan alat, bukan sebaliknya,” tegas Saintika Hurin Mazidah, siswi kelas 12 dari SMA Nurul Jadid 3 Putri.

Penegasan itu menjadi argumentasi kuat atas pernyataan Nicky dan timnya tentang tema yang mereka perdebatkan. Nicky dan timnya menyebut AI lebih dari sekadar teknologi biasa. Menurut mereka, AI adalah alat canggih yang bisa membantu manusia dalam berdakwah tanpa bias ideologi. 

Sampai debat berakhir, Nicky dan timnya masih kepikiran penegasan tim lawan. Saat itulah mereka pesimistis akan menjadi juara. Menurut mereka, argumentasi tim lawan cukup bagus. 


DUA TIM SMA Nurul Jadid mengapit Dirut Harian Disway Tomy C. Gutomo (kiri) dan Koordinator ITC Centre Surabaya Andre So usai beradu argumentasi pada Minggu, 5 Oktober 2025.-Moch. Sahirol Layeli-Harian Disway-

BACA JUGA: Lomba Debat Bahasa Mandarin Disway, Tim SMA Nurul Jadid 3 Melaju ke Semifinal Setelah Ungguli SMKU Bina Insan Mulia

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate Commpetition 2025, Tim 4 SMA Nurul Jadid Probolinggo Siap Bawa Pulang Piala Juara!

Maka, mereka girang bukan kepalang ketika timnya disebutkan sebagai juara ke-3 dalam kompetisi yang diselenggarakan Harian Disway, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), dan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur (Jatim) tersebut.

“Soalnya sewaktu perebutan juara 3 dan 4 itu, rasanya penampilan kami belum maksimal. Pesimislah, saya pikir bakal juara 4,” ungkap Nicky usai Awarding Night.

Menurut Nicky, untuk adu debat yang terakhir, timnya harus mempelajari materi sejak pagi. Mereka butuh waktu 5 jam untuk mematangkan persiapan. Ia bersyukur, semua lelah terbayar.

Berhasil mengalahkan tim satu sekolah dan menjadi juara ke-3 tidak membuat Nicky puas. Ia bahkan kian terlecut untuk ikut lomba-lomba debat dan pidato lain dalam Bahasa Mandarin. Targetnya adalah menjadi juara pertama. 

BACA JUGA:Disway Mandarin Debate Competition, SMA Xin Zhong Unggul Satu Poin dari SMA Nurul Jadid di Lomba Debat!

BACA JUGA:Pidato Bahasa Mandarin, Santri Nurul Jadid Ghefira Aulia Ajak Generasi Muda Gemar Membaca

Manggali yang akrab dipanggil Ali berharap kemenangan kali ini menjadi awal pencapaian cita-citanya. Ia ingin mendapatkan beasiswa ke Tiongkok. “Pokoknya saya mau cari dulu. Tetapi, kalau tidak lolos, saya akan kerja sambil kuliah,” ucapnya.

SMA Nurul Jadid menerapkan pelajaran Bahasa Mandarin yang materinya dikaitkan dengan Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK). Siswa juga harus menjalani ujian HSK. HSK adalah tes kemampuan berbahasa Mandarin bagi penutur asing, mirip dengan Test of English as a Foreign Language (TOEFL). 

Untuk mengasah kefasihan Bahasa Mandarin, pihak pondok pesantren di SMA Nurul Jadid mewajibkan para santri berkomunikasi dalam Bahasa Mandarin setiap hari, kecuali Jumat.

Sekolah yang beralamat di Jalan Kyai Haji Zaini Mun’im, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, itu cukup ketat menegakkan aturan tersebut.

BACA JUGA:SMA Nurul Jadid Probolinggo Targetkan Juara pada Disway Mandari Debate & Speech Competition 2025

Kategori :