Sekitar 30 paduan suara dari kedua negara tampil bersama, memperdalam pemahaman lintas budaya melalui nyanyian.
Sementara itu, pada Oktober lalu, China-U.S. Youth Marching Band People-to-People Exchange Tour 2025 melanjutkan semangat yang sama. Mereka memperkuat jembatan persahabatan melalui musik dan penampilan kolaboratif.
“Inilah yang membuat ansambel kami benar-benar internasional,” ujar Leonard Fu, pemain biola kedua dalam kuartet tersebut.
“Musisi dari berbagai negara datang bersama karena cinta yang sama terhadap musik. Koneksi lintas budaya ini sungguh menyentuh,” tambahnya.
BACA JUGA:Ragam Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur di Asia
BACA JUGA:Legenda di Balik Festival Pertengahan Musim Gugur dan Kue Bulan
Ia melanjutkan, “Musik adalah bahasa universal. Bahkan ketika kita tidak berbicara dengan kata-kata yang sama, kita tetap dapat berkomunikasi lewat bunyi dan emosi. Itu mengingatkan kita bahwa pada dasarnya, perasaan manusia itu sama di semua budaya.
Pihak Tianjin Juilliard School melihat kunjungan kuartet itu sebagai bukti berlanjutnya kemitraan strategis dengan lembaga induknya di New York.
“Sekolah kami bekerja erat dengan rekan-rekan di New York untuk membangun jembatan dialog musikal dan budaya,” ujar He Wei, CEO sekaligus direktur artistik Tianjin Juilliard School.
“Para seniman dari New York secara rutin berkunjung ke Tianjin untuk berbagi wawasan dan inspirasi dengan para mahasiswa,” tambahnya.
BACA JUGA:Naga Api Sepanjang 67 Meter Ramaikan Festival Tarian Naga Api Tai Hang 2025 di Hong Kong
BACA JUGA:Peringatan Hari Musik Nasional, Ziarah Indonesia Raya di Makam W.R. Soepratman
Ia menegaskan bahwa lembaganya akan terus membuka pintu bagi musisi internasional terkemuka untuk berkolaborasi. Juga memberikan pengalaman belajar lintas budaya yang kaya.
Kunjungan Juilliard String Quartet tersebut menegaskan kembali peran musik sebagai sarana komunikasi. Yang melampaui perbedaan bahasa, ideologi, maupun geografis.
“Kami berharap bisa kembali lagi. Musik telah menyatukan kita semua. Itulah makna paling indah dari sebuah pertukaran budaya,” pungkas Schween.
Konser dan kegiatan yang digelar di Tianjin itu juga memperkuat pesan. Bahwa musik mampu menjadi jembatan abadi antara Timur dan Barat. Antara generasi, bangsa, dan hati manusia. (*)