Ormas Kagama

Rabu 17-12-2025,04:33 WIB
Reporter : Arif Afandi
Editor : Yusuf Ridho

Selain karena nilai, soliditas lahir karena perjumpaan berulang. Jika di NU ada pengajian, haul, dan istighotsah, di Kagama rutin digelar reuni, diskusi publik, aksi sosial, dan forum kebangsaan. Semua itu menjaga sense of belonging anggotanya.

Kagama bekerja sebagai network organization. Bukan organisasi komando. Hubungan antaranggota bersifat relasi horizontal. Kolaborasi lintas sektor maupun pimpinan universitas kuat. Juga, sangat terbuka ruang berbeda untuk pilihan politik personal.

Secara kepemimpinan, ketua Kagama biasanya figur publik. Juga, simbol moral dan intelektual. Mereka bukan bos organisasi, apalagi mengaku sebagai pemilik. Dengan demikian, legitimasinya datang dari keteladanan. Bukan instruksi formal semata.

Soliditas juga terbangun karena organisasi itu memberikan manfaat nyata bagi anggota. Ia relatif mampu memberi kepada anggotanya jejaring profesional, akses kolaborasi, dan ruang aktualisasi sosial. Ada return of participation.

”Di seluruh pelosok Indonesia, kita selalu ketemu anggota Kagama. Mereka selalu bangga ketemu dengan sesama anggota Kagama. Karena itu, kita tak pernah kesulitan kalau ada aktivitas di daerah,” kata Agus Ramli, dokter gigi yang relawan di mana-mana.

Bagaimana dengan isu ijazah palsu salah seorang alumninya? Sungguh, itu tak mengusik Kagama. ”Meski jadi merepotkan karena harus melayani aparat,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Arie Sujito. 

Sempat ada yang memancing pertanyaan di acara rakernas. Tapi, itu dijawab tegas oleh rektorat maupun Ketua Umum Kagama Basuki Hadimulyo. ”Kagama sejalan dan mendukung penuh sikap universitas,” ujarnya.

Saya selalu berusaha hadir setiap Kagama menggelar kegiatan. Saya senang dangan suasananya yang cair. Tak ada sekat antara mereka yang jadi pejabat dan yang bukan. Bisa guyon bareng dan saling gojlokan.

Hampir seperti di NU. Yang seserius apa pun acaranya, masih bisa ger-geran atau guyonan. Karena itu, sungguh saya sangat masygul ketika elite yang biasanya ger-geran kini menjadi gegeran. 

Sebelum ini, saya selalu membanggakan dua ormas Islam terbesar dipimpin anggota Kagama. Yahya Cholil Staquf ketum PBNU dan Haedar Nashir ketua PP Muhammadiyah. Entah setelah PBNU gegeran sekarang! (*)

Kategori :